kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,08   -0,94   -0.10%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Syariah Catat Pertumbuhan Pembiayaan 6,83% Jadi Rp 421,57 Triliun di 2021


Rabu, 23 Februari 2022 / 17:32 WIB
Perbankan Syariah Catat Pertumbuhan Pembiayaan 6,83% Jadi Rp 421,57 Triliun di 2021
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor Cabang BCA Syariah./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah optimistis bisnis di sepanjang 2022 akan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pembiayaan perbankan syariah tumbuh 6,83% year on year (yoy) menjadi Rp 421,57 triliun di 2021. 

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh 15,3% yoy menjadi Rp 548,10 triliun pada tahun lalu. Sedangkan aset tumbuh 13,85% yoy menjadi Rp 693,21 triliun. 

Unit Usaha Syariah (USS) Bank CIMB Niaga misalnya, optimistis pembiayaan bisa tumbuh di kisaran 10% hingga 15% di 2022. 

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyatakan akan mengandalkan segmen konsumer utamanya pembiayaan pemilikan rumah. 

“Selain itu, beberapa proyek infrastruktur. Strateginya syariah first untuk sektor financing dan funding. Untuk dana pihak ketiga (DPK) fokus di dana murah (CASA) dan pertumbuhannya menyesuaikan kebutuhan pembiayaan,” ujar Pandji kepada Kontan.co.id, Rabu (23/2). 

CIMB Niaga Syariah mampu mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 15,8% yoy menjadi Rp 37,0 triliun di 2021. Sedangkan DPK mampu tumbuh 39,2% yoy menjadi Rp 41,5 triliun. 

Baca Juga: Saham Bank Syariah, Analis Ini Lebih Menyukai BTPS Syariah dan Tetap Jagokan BRIS

“Tahun lalu kinerja terbantu dari pertumbuhan financing dan dana, lalu biaya dana yang turun tajam karena peningkatan CASA dan pricing deposito yang juga turun,” jelasnya, 

Selain itu, UUS mampu mengerek pendapatan berbasis komisi lebat peningkatan bisnis  transaksi treasury dan wealth management. 

Adapun kualitas pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross naik dari 1,1% ke 1,4%. Namun, NPF netnya menurun dari 0,7% ke 0,6% artinya UUS CIMB Niaga Syariah melakukan menambah pencadangan.

“NPF pad 2022 akan di sekitar itu juga, karena akan ada kemungkinan pemburukan pembiayaan akibat covid yang mungkin gagal restrukturisasi. Namun pembiayaan akan terus tumbuh juga,” katanya. 

Tak mau kalah, Herwin Bustaman Direktur Syariah Bank Permata memproyeksikan pertumbuhan aset, DPK, dan pembiayaan bisa naik dobel digit. Pertumbuhan ini diharapkan datang dari segmen korporasi, UMKM, dan ritel. 

Begitupun dengan PT Bank BCA Syariah yang membidik pertumbuhan pembiayaan dan DPK bisa 7% hingga 9% yoy sepanjang 2022. 




TERBARU

[X]
×