Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa bank menargetkan kredit konsumer bisa tumbuh di atas 10% atau double digit. Hal ini salah satunya didorong oleh beberapa faktor seperti mulai membaiknya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh faktor tax amnesty dan pelonggaran kebijakan oleh regulator.
Target kredit konsumer pada semester II 2016 sebesar double digit ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit sektor ini di industri. Tercatat berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Mei 2016, pertumbuhan kredit konsumsi perbankan mengalami pertumbuhan sebesar 9,71% yoy menjadi Rp 1,133 triliun. Kenaikan ini juga diikuti oleh kenaikan rasio kredit macet atawa NPL disektor konsumsi sebesar 10,2bps menjadi 1,7%.
PT Bank Negara Indonesia Tbk merupakan salah satu bank yang menargetkan kredit konsumsi bisa lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Menurut Direktur Consumer dan Retail Banking BNI Anggoro Eko Cahyo, sampai akhir 2016 diharapkan pertumbuhan kredit konsumsi di atas 10%. Hal ini salah satunya didorong oleh penyaluran kredit di sektor payroll. “Kami proyeksi pertumbuhan sedikit di atas tahun lalu,” ujar Anggoro, Kamis, (4/8).
Anggoro mengatakan, untuk menambah segmen bisnis payroll, bank berkode emiten BBNI ini akan menambah kerjasama dengan nasabah korporasi yang payrollnya belum menggunakan BNI. Sebagai informasi, untuk bisnis payroll BNI secara ytd tumbuh cukup besar yaitu menjadi Rp 6 triliun sampai akhir Juni 2016 dari akhir tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun.
Selain KPR , BNI juga menargetkan kredit KPR dan kartu kredit pada semester II 2016 lebih baik dibandingkan periode sama di tahun lalu. Namun untuk kedua bisnis konsumsi ini, menurut Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo bank berlogo 46 ini akan lebih hati-hati dalam menyeluarkan kredit KPR dan kartu kredit. Hal ini karena kedua segmen ini masih sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi.
Sebagai informasi, pada semester 1 2016 lalu, pertumbuhan kredit KPR dan kartu kredit mengalai kenaikan tipis masing-masing sebesar 7,5% dan 7% yoy. “Diharapkan untuk konsumer secara umum akan lebih baik tahun ini,” ujar Rico. Anggoro mengatakan untuk relaksi KPR harapananya bisa mendorong bisnis KPR bisa lebih bergairan pada tahun ini.
PT Bank Mandiri Tbk juga menargetkan pada akhir semester II 2016, pertumbuhan kredit konsumsi bisa tumbuh 16%. Menurut Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Tardi, Bank Mandiri pada semester II 2016 diharapkan sektor yang bisa mendorong kredit konsumsi diantaranya adalah KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Sebagai informasi, pada semester 1 2016 lal tercatat kredit konsumer Mandiri mengalai pertumbuhan sebesar 12,4% yoy. Kenaikan kredit konsumer ini didorong oleh tiga faktor yaitu pertama kredit home equity yang naik sebesar 25,7% yoy. Faktor kedua yaitu kredit kendaraan bermotor yang tumbuh 21,4% yoy. Terakhir faktor ketiga dikontribusikan oleh bisnis payroll yang tumbuh cukup besar yaitu 25,7% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News