kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Perbankan Terus Pacu Penyaluran Kredit ke Industri Pengolahan


Jumat, 26 September 2025 / 17:37 WIB
Perbankan Terus Pacu Penyaluran Kredit ke Industri Pengolahan
ILUSTRASI. Kinerja Perbankan: Teller menghitung uang di Bak Mandiri, JAkarta, Senin (25/8/2025). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pada Juli 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,03% secara tahunan atau year on year (yoy), didukung kualitas aset yang tetap baik dengan NPL terjaga di level 2,28% dan Loan at Risk (LaR) menurun menjadi sebesar 9,68%. KONTAN/Baihaki/25/8/2025


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan tampak terus menggenjot penyaluran pembiayaan atau kredit ke sektor-sektor produktif, salah satunya yakni sektor industri pengolahan atau manufaktur.

Merujuk data terakhir Laporan Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi penyaluran kredit terbesar pada segmen produktif ialah disokong sub sektor industri pengolahan yang mencapai porsi 15,51% per kuartal-I 2025. Meskipun begitu kredit pada sektor ini tumbuh 8,79% secara tahunan (YoY), masih sedikit melambat setelah tahun sebelumnya tumbuh 9,13% YoY.

Soal ini, Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyebut bahwa memasuki paruh kedua tahun ini, dia melihat perkembangan kredit manufaktur masih tumbuh baik. Hal ini sejalan dengan kondisi di mana sektor ini banyak melakukan aktivitas akumulasi untuk barang-barang kebutuhan investasi, terutama untuk mesin.

“Dan kalau saya lihat, sektor manufaktur yang memang menguat adalah sektor yang terkait dengan manufaktur pharmaceutical, obat-obat tradisional. Lalu juga manufaktur terkait dengan besi dan baja. Maupun juga manufaktur yang terkait dengan industri pengolahan, hilirisasi ya,” ungkap Myrdal kepada Kontan, Jumat (26/9/2025).

Baca Juga: BI Turunkan BI Rate Jadi 4,75%, Kredit Multiguna Berpeluang Terdongkrak

Dia membidik pertumbuhan kredit sektor manufaktur maupun industri pengolahan ini bisa tumbuh dua digit hingga akhir tahun. Ini sejalan dengan data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, mulai menunjukkan PMI manufaktur Indonesia ada di level 51,5 pada Agustus 2025 atau mengalami ekspansi.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyampakan jika pihaknya juga terus memperluas dukungan pada sektor produktif, khususnya yang menjadi prioritas pembangunan pemerintah. Bank Mandiri terus menyokong pertumbuhan kredit di sektor industri pengolahan, khususnya hilirisasi.

Sejalan dengan itu, Bank Mandiri aktif mendukung agenda hilirisasi mineral yang menjadi fokus strategis pemerintah. Hingga Juni 2025, penyaluran kredit ke sektor hilirisasi mineral mencapai Rp 35,75 triliun, tumbuh 15,65% YoY.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan bahwa pembiayaan ini diarahkan untuk pengembangan smelter nikel, tembaga, aluminium, serta refinery emas.

Baca Juga: BI Catat Penyaluran Kredit Perbankan Naik 7% per Agustus 2025

“Akselerasi pembiayaan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam nasional, memperkuat daya saing industri domestik, sekaligus membuka lapangan kerja baru di berbagai daerah,” kata Novita.

Selain itu, PT Bank OCBC NISP Tbk pun mencatatkan pertumbuhan di penyaluran kredit ke sektor manufaktur. Direktur OCBC Hartati mengatakan bahwa penyaluran kredit OCBC ke sektor manufaktur mencapai Rp 54 triliun di periode Juni 2025. Nilai ini tumbuh hampir 10% year-on-year (YoY).

Hartati membeberkan bahwa segmen pasar yang banyak dibiayai oleh OCBC di sektor kredit manufaktur ini mulai dari Food & Beverage atau F&B, Pharmaceutical & Healthcare, serta segmen Logistik dan Transportasi.

“Hingga Juni 2025, penyaluran kredit OCBC ke sektor manufaktur sebesar Rp 54 triliun, tumbuh hampir 10% YoY,” beber Hartati.

Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk memaparkan bahwa pembiayaan industri pengolahan atau manufaktur di BSI saat ini masih sangat kecil. Hal ini disampaikan oleh Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar.

Dicatatnya per Juli 2025, pembiayaan ke sektor industri pegolahan hanya tumbuh 1,45% secara tahunan YoY. Yang mana mayoritas pembiayaan ini disalurkan BSI ke industri makanan dan minuman.

“Pembiayaan ke sektor indutri manufaktur saat ini masih sangat kecil. Per Juli 2025, pembiayaan ke sektor industri pegolahan tumbuh 1,45%,” beber Wisnu.

Baca Juga: Target Kredit Bank Tak Naik, Meski BI Rate Dipangkas dan Dana Rp 200 T Masuk Himbara

Selanjutnya: Tok! RUU Larangan Rangkap Jabatan di BUMN Akan Disahkan DPR, Cek 31 Wamen Dobel Job

Menarik Dibaca: Promo BCA Digital Liburan ke Singapura, mulai Kuliner hingga Pengalaman Menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×