Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Peredaran kartu kredit menyusut di pertengahan tahun 2017 ini. Penyebabnya adalah aturan pembatasan kepemilikan kartu kredit membuat nasabah menutup kartu yang tidak diperlukan.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan jumlah kartu kredit secara industri berkurang sebanyak 806.180 keping dalam tiga bulan terakhir. Hitungan berasal dari jumlah kartu kredit yang beredar sebanyak 16,8 juta kartu di Juli 2017 dibandingkan peredaran 17,6 juta kartu di April 2017.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penurunan jumlah kartu kredit karena ada kebijakan regulator yang tidak memperkenankan masyarakat mempunyai kartu kredit dalam jumlah tertentu. Yakni, nasabah dengan pendapatan di bawah Rp 10 juta hanya boleh memiliki kartu kredit dari dua bank penerbit kartu.
Direktur Ritel PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan juga mengakui, penurunan jumlah kartu kredit karena aturan kepemilikan maksimal kartu kredit. "Sehingga nasabah kartu kredit harus memilih kartu kredit mana yang dipegang dan menutup kelebihan kartu kreditnya," ujar Lani kepada KONTAN, Kamis (31/8).
Aturan ini tak menghalangi CIMB Niaga untuk tetap tumbuh. Bank berkode saham BNGA ini menargetkan jumlah kartu kredit tumbuh 10% di tahun 2017. CIMB Niaga telah menerbitkan 2,36 juta kartu kredit per Juni 2017.
Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Randi Anto menuturkan, pihaknya menargetkan menerbitkan 1,6 juta kartu kredit hingga akhir tahun 2017. Saat ini, pemegang kartu kredit BRI mencapai 1,25 juta per Juli 2017.
Bank BUMN ini memiliki strategi untuk mencapai target. Di antaranya, BRI akan memaksimalkan kartu baru dengan penjualan silang (cross selling). Serta, menyasar beberapa kota di daerah yang sudah berkembang.
Penyusutan karena NPL
Selain kebijakan pembatasan jumlah kartu kredit, berkurangnya jumlah kartu kredit juga akibat kredit macet. Sumber KONTAN bilang penurunan jumlah kartu kredit ini karena ada beberapa bank yang terlalu banyak mencetak kartu kredit. "Akibatnya setelah beberapa lama kartu tersebut macet sehingga harus dilakukan hapus buku," ujar sumber KONTAN.
Direktur Wholesale Banking PT Maybank Indonesia Tbk Jenny Wiriyanto mengakui, secara industri bank mulai selektif dalam memilih nasabah untuk diakuisisi. Tujuannya, untuk menjaga kualitas kredit dari calon nasabah.
Sementara itu, Agus menambahkan, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) kartu kredit masih dalam jumlah yang wajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News