kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Periode Januari-April 2018, biaya operasional Bukopin susut 5%


Selasa, 15 Mei 2018 / 18:04 WIB
Periode Januari-April 2018, biaya operasional Bukopin susut 5%
ILUSTRASI. Petugas Teller Melayani Nasabah di Bank Bukopin


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama empat bulan pertama 2018, PT Bank Bukopin Tbk dalam keterangan resminya, Selasa (15/5) menyebut telah berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 5% menjadi Rp 859 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 senilai Rp 907 miliar.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bukopin Adhi Brahmantya mengungkapkan, perusahaannya telah melakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan efisiensi di antaranya melalui digitalisasi Core Banking System yang berdampak pada efisiensi proses bisnis produk. “Dengan penerapan digitalisasi Core Banking, telah terjadi migrasi transaksi dari outlet (kantor) ke electronic channel lainnya sebesar 30%,” ujar Adhi dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (15/5).

Selain itu, melalui peluncuran produk digital Wokee, Bukopin juga melakukan simplifikasi proses bisnis dan operasional di antaranya dengan efisiensi dalam pembukaan tabungan, transaksi tanpa buku dan kartu ATM (cardless). Wokee merupakan produk perbankan tabungan digital Bukopin. Layanan tersebut menyediakan sejumlah fitur berbasis digital, mulai dari pembukaan rekening hingga transaksi perbankan secara online. Langkah efisiensi juga dilakukan perseroan melalui evaluasi atas sejumlah biaya rutin perusahaan.

“Melalui langkah tersebut, selama empat bulan pertama tahun ini perseroan berhasil menekan biaya rutin. Kami menargetkan penurunan biaya rutin sebesar 10% hingga akhir tahun 2018,” jelasnya.

Selain melakukan efisiensi, Bukopin juga telah melakukan diversifikasi pendapatan secara bertahap melalui peningkatan fee based income. Upaya untuk memacu pendapatan non bunga dilakukan melalui peluncuran produk Flexy Bill, peningkatan volume bank garansi, transaksi public service, wealth management, serta program peningkatan usage kartu kredit.

Serangkaian langkah tersebut berdampak pada peningkatan fee based income Bukopin sebesar 41% dari Rp 252 miliar per April 2017 menjadi Rp 354 miliar pada April 2018. “Saat ini Bank Bukopin melayani lebih dari 12 juta pelanggan ritel setiap bulannya melalui 20.000 titik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk transaksi public service.

Khusus untuk Flexy Bill yang baru diluncurkan Maret lalu untuk melayani kebutuhan nasabah dari kalangan usaha produktif, Adhi mengungkapkan sejauh ini layanan tersebut telah mendapat respons positif dari nasabah. Flexy Bill merupakan produk dana talangan pembayaran tagihan public service untuk segmen kalangan usaha produktif, di antaranya pada sektor manufaktur dan jasa.

Sebagai dampak dari penurunan biaya operasional dan peningkatan fee based income, hingga April 2018 telah terjadi peningkatan laba sebelum CKPN sebesar 33% (year on year), yaitu dari Rp 268 miliar pada April 2017 menjadi Rp 355 miliar per April 2018

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×