kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,17   2,66   0.29%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat modal, BII rights issue Rp 1,5 triliun


Sabtu, 29 November 2014 / 09:30 WIB
Perkuat modal, BII rights issue Rp 1,5 triliun
ILUSTRASI. 5 Tips Parenting Agar Anak Tidak Mementingkan Diri Sendiri.


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Kondisi likuiditas yang ketat masih membayangi perbankan pada tahun depan. Atas dasar itulah, Bank Internasional Indonesia (BII) berencana menerbitkan saham baru (rights issue) untuk memperkuat permodalan. 
Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BII, Jumat (28/11), mereka akan menerbitkan saham baru sebanyak 6,77 miliar saham. Setiap pemegang sembilan saham lama BII berhak membeli satu saham baru.

Dengan harga rights issue sebesar Rp 221 per saham, BII berpeluang meraup dana Rp 1,5 triliun. Dananya digunakan untuk memperkuat modal sehingga rasio kecukupan modal (CAR) meningkat jadi 15,55%. Per September 2014, CAR BII masih 14,17%. 

Sekadar informasi, pemegang saham mayoritas BII, Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd dan Sorak Financial Holding Pte Ltd (anak usaha Maybank), bakal membeli saham baru BII sehingga kepemilikannya tak terdilusi. Agar berjalan mulus, BII telah menunjuk Maybank Kim Eng Securities sebagai pembeli siaga rights issue.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur BII, mengatakan, dana segar dari hasil rights issue digunakan untuk memperkuat modal inti bank sekaligus menopang pertumbuhan bisnis melalui ekspansi kredit.  “Peningkatan modal akan memberikan modal tambahan untuk mempercepat pertumbuhan aset secara berkelanjutan," ujar Taswin, dalam siaran pers BII, kemarin.

Selain menerbitkan saham baru, dalam hajatan tersebut BII juga menerbitkan dua seri Negotiable Certificate Deposit (NCD). Yakni, seri A sebesar Rp 100 miliar dengan jangka waktu enam bulan dan suku bunga 9,125% per tahun. Adapun, seri B sebesar Rp 580 miliar dengan jangka waktu 370 hari dan suku bunga sebesar 9,6% per tahun.

Taswin mengaku penerbitan NCD tersebut untuk membantu mengoptimalkan pendanaan bank. Sebelumnya, pada Juni lalu, BII menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I sebesar Rp 1,5 triliun. Menatap tahun depan, Taswin memperkirakan, pertumbuhan kredit BII dapat lebih tinggi dari target acuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 16%-18%.

Maklum, dia berharap pemerintahan yang baru terbentuk akan melahirkan kebijakan positif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat kembali menggeliat. Sekadar tambahan informasi, BII mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16% per kuartal III-2014 atau sekitar Rp 95,56 triliun dibandingkan tahun lalu.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×