kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkuat permodalan, perbankan cari pendanaan baru pada tahun depan


Selasa, 14 Desember 2021 / 13:21 WIB
Perkuat permodalan, perbankan cari pendanaan baru pada tahun depan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank of India Indonesia.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

Namun Direktur BNI Novita W. Anggraini bilang, nilai dana rights issue yang dibidik turun dari target awal. 

"Nominal rights issue, nantinya tidak akan sebesar perkirakan awal. Saat ini, kami terus melakukan komunikasi intensif dengan pemegang saham utama BNI," kata Novita.

Berbagai langkah dipersiapkan BNI untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut seperti melakukan komunikasi intensif dengan pemegang saham utama, melanjutkan program transformasi sehingga peningkatan kinerja dapat terus berjalan dan memberi nilai tambah bagi para investor.

Selain rights isssue, BNI juga mengandalkan dana penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah senilai Rp 3,5 triliun. Novita bilang, bank berencana mengeksekusi dana tersebut pada tahun depan. 

Menurut Novita, penguatan permodalan merupakan salah satu langkah strategis yang ditetapkan manajemen dalam kerangka program transformasi perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi nasional (PEN).

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) juga menggalang dana dari pasar modal dengan menerbitkan efek beragun aset (EBA), obligasi serta right issue pada tahun depan. 

Baca Juga: Bank digital bidik ekosistem digital dalam mengerek bisnis

Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN Nofry Rony Poetra mengatakan, setiap tahun BTN aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif pada tahun ini membuat Bank BTN menggeser opsi tersebut pada tahun depan. 

Tidak hanya itu, Bank BTN juga akan menyasar nasabah ritel pada tahun depan. Pasalnya, BTN melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham. 

"Kami akan melanjutkan proses sekuritisasi pada kuartal pertama di 2022. Kami akan menyasar tidak hanya nasabah institusional, tapi juga nasabah ritel yang mulai berinvestasi di EBA ritel," jelas Nofry.

Untuk obligasi, Nofry menuturkan, pihaknya masih akan memantau arah pergerakan suku bunga acuan. BTN akan melakukan penerbitan obligasi sebelum bank sentral menaikkan suku bunga acuan. 

Tahun depan, bank pelat merah ini membidik pertumbuhan kredit sebesar 8%-10%. Pertumbuhan kredit, salah satunya akan didukung dengan peningkatan alokasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan segmen rumah yang potensial digarap Bank BTN. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×