Sumber: TribunNews.com | Editor: Sanny Cicilia
MAKASSAR. Sejumlah bankir yang ada di Kota Makassar memberikan sinyal positif akan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan BI pada posisi 7,5%.
Pimpinan Wilayah BNI Makassar, Mucharrom mengatakan pihaknya menyambut positif keputusan BI yang tetap menahan suku bunga acuan, namun akan lebih baik lagi jika BI mulai melakukan evaluasi terkait hal ini.
Mucharrom berdalih bahwa kondisi perekonomian yang mulai stabil dilihat dari situasi ekonomi politik, kemudian kurs mata uang asing yang mulai melemah, dan mata uang dalam negeri yang mulai bangkit harusnya jadi indikator BI melakukan evaluasi untuk merevisi BI rate.
"Minimal kalau BI belum mau menurunkan yah, paling tidak dievaluasi, agar bisnis perbankan juga semakin melaju ditengah ketatnya likuiditas," kata Mucharrom.
Senada Pimpinan Wilayah BRI Makassar, Achmad Chumaidi berharap BI bisa melakukan evaluasi terhadap suku bunga acuan.
Menurutnya dari sektor finansial industri perbankan berharap BI rate bisa turun agar kesulitan likuiditas bisa teratasi.
Selama ini sektor perbankan cukup kesulitan dalam mengatur skema bunga kredit agar tetap seimbang dengan aturan suku bunga acuan.
Beberapa indikator menurut Chumaidi yang mendasar BI sebaiknya mulai menurunkan BI rate dilihat dari perbaikan ekonomi yang mulai pulih di berbagai daerah, disusul tren inflasi yang sudah mulai terlihat stabil, kemudian banyaknya dana masuk ke daerah-daerah menjadi indikator positif pemulihan ekonomi dalam negeri.
Pimpinan Cabang BJB, Iwan Gartiwa Dewantara mengatakan masing-masing perbankan tentu telah melakukan berbagai antisipasi terkait suku bunga acuan, sehingga jika ada kebijakan yang dibuat, perbankan sisa melakukan penyesuaian.
Iwan juga menilai bahwa suku bunga acuan atau BI rate sangat berpengaruh ke sektor rill khususnya bagi pelaku usaha mikro. Makanya, jika terus dinaikkan akan membuat pasar di segmen ini menyusut dan perbankan semakin sulit melakukan managerial dari sisi bisnis.
Walaupun dari kantor pusat telah memiliki berbagai rancangan bisnis dalam menyesuaikan setiap kebijakan yang ada, sangat diharapkan BI rate bisa diturunkan.
"Kami tetap menyambut positif apapun keputusan BI, namun dari sisi perbankan sebagai pelaku industri ada baiknya dilihat faktor tertentu yang kiranya bisa membuat bisnis disektor perbankan tetap melaju," katanya.
Seperti diketahui selain mempertahankan BI rate, RDG-BI juga menetapkan lending faility dan suku bunga deposito faility tetap di level 7,5% dan 5,75%. (Hajrah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News