Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Nampaknya dari suku bunga kredit yang tinggi tersebut, BRI belum akan menurunkan suku bunga kredit untuk segmen kredit korporasi di paruh kedua tahun ini.
“BRI secara periodik melakukan review suku bunga secara berkala, tetapi menang segmen korporasi ini bukan Core Business BRI, hanya pertumbuhannya kita jaga tapi tidak akan setinggi ke segmen UMKM,” kata Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI kepada Kontan, Senin (7/8).
Sementara itu Direktur Utama Bank bjb Yuddy Renaldy menyampaikan alasan bank masih belum menurunkan suku bunga kredit untuk segmen korporasi adalah karena mengikuti pasar, dimana penerapannya mengikuti suku bunga acuan yang ditetapkan dengan margin dan premi risiko tertentu yang juga dilihat dari sektor usahanya.
“Memang pertumbuhan kredit segmen korporasi ini tidak seagresif tahun lalu, penyebabnya bank perlu mencari keseimbangan yang ideal untuk pertumbuhan masing-masing segmen agar margin yang diperoleh tetap terjaga baik saat cost of fund masih tinggi," kata Yuddy kepada Kontan, Senin (7/8).
Bank bjb sendiri menetapkan suku bunga kredit segmen kredit korporasi sebelum perhitungan premi risiko yaitu di level 6,87%. Di semester I 2023, Bank bjb mencatatkan pertumbuhan kredit segmen korporasi 14,5% yoy.
Baca Juga: OJK Pastikan Merger Bank Nobu dan MNC Bank Bakal Tetap Terjadi
Di sisi lain Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum menyampaikan untuk kredit di segmen korporasi, perusahaan-perusahaan tersebut tentu masih butuh dana, namun banyak pertimbangan yang dilihat saat ingin masuk ke kredit perbankan.
"Tapi begitu masuk perbankan mereka masih wait and see, karena kan memang selisih Fed Rate masih tipis banget, dunia usaha masih mikir itu kalau mau masuk ke perbankan," kata Yuli kepada Kontan, Senin (7/8).
Agar dapat agresif dalam, Yuli menyampaikan pertimbangan perusahaan untuk masuk ke pembiayaan perbankan, mereka tentunya memilih bunga kredit atau margin bagi hasil yang sangat rendah. Sehingga bank jika ingin kredit lari kencang lagi, tentu harus menurunkan suku bunga.
"Karena perusahaan itu sudah matok yang mau biayain mereka banyak di pasar modal, sehingga mereka masih mengukur untuk masuk ke pembiayaan bank, itu yang terjadi saat ini mengenai margin dan minat korporasi itu," jelas Yuli.
Baca Juga: Cuan Ekuitas Bank Masih Tumbuh
Lebih lanjut Yuli menyampaikan jika pertimbangan suku bunga/margin bagi hasil yang diinginkan korporasi bisa turun, maka harapan untuk pembiayaan kredit akan kuat kembali pun nantinya terwujud.
"Nanti september ini baru kelihatan ya bagaimana perkembangannya, dan satu lagi perkembangan pemilu jadi salah satu pertimbangan pelaku bisnis untuk mengajukan kredit, tapi untuk kredit consumer dan UMKM masih tumbuh baik," kata Yuli.
BCA Syariah melaporkan kinerja pembiayaan koporasinya tumbuh 13,3% yoy di Juni 2023 dengan nilai Rp 5,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News