kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,35   -7,01   -0.75%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan Kredit Melesat, Undisbursed Loan Perbankan Masih Mendaki


Selasa, 07 Juni 2022 / 16:12 WIB
Permintaan Kredit Melesat, Undisbursed Loan Perbankan Masih Mendaki
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah pada salah satu bank di Jakarta.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lonjakan permintaan kredit, undisbursed loan atau kredit yang belum ditarik nasabah justru mendaki di perbankan. Lantaran, beberapa bank mendapatkan nasabah baru hingga beberapa debitur masih menahan laju ekspansi. 

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencermati permintaan kredit terus meningkat. 
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyatakan secara total, penyaluran kredit mampu tumbuh 9,6% year on year (yoy) per April 2022. 

“Seiring besarnya ekspansi yang dilakukan saat ini, undisbursed loan kami sekitar Rp 4,4 triliun. Nilai tersebut naik 8,3% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, apalagi pertumbuhan di segmen korporasi cukup besar sebesar 38% yoy,” ujar Yuddy kepada Kontan.co.id, Selasa (7/6). 

Baca Juga: Hingga akhir Januari 2022, Total Kredit BRI ke Nasabah yang Belum Ditarik Rp 111,5 T

Ia menjelaskan, kenaikan undisbursed loan tersebut juga disebabkan adanya debitur besar yang baru akan menggunakan fasilitasnya dalam waktu dekat. Sehingga nilai undisbursed akan turut melandai, bahkan mungkin berlanjut sampai dengan akhir tahun melihat kondisi perekonomian yang terus bertumbuh baik. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyatakan terjadi peningkatan fasilitas kredit sebesar 11% per Maret 2022. Sementara itu, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,6% yoy. 

“Pertumbuhan fasilitas yang lebih besar dari pertumbuhan kredit mendorong kenaikan undisbursed secara tahunan disebabkan beberapa debitur masih menahan pencairan kredit dari fasilitas yang mereka miliki,” katanya kepada Kontan.co.id. 

Meski demikian, Vera menyebut hal ini menjadi potensi bagi BCA ke depannya untuk meningkatkan penyaluran kredit, seiring dengan kembalinya aktivitas business dari debitur. BCA berharap pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 6%-8% pada tahun ini. 

“Ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi sehingga dapat mendorong permintaan kredit,” paparnya.

Lain halnya dengan Bank BRI yang justru mencatatkan undisbursed loan BRI sebesar Rp 121 triliun per April 2022. Angka ini turun sebesar 10,2% yoy dibandingkan dengan undisbursed loan BRI pada April 2021 yang sebesar Rp 134,8 triliun. 

Baca Juga: Kredit menganggur capai Rp 1.700 triliun, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat

“Penurunan undisbursed loan ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit BRI yang tumbuh diatas rata rata penyaluran kredit industri perbankan nasional, dimana secara bank only hingga akhir April 2022 kredit BRI tercatat tumbuh mencapai 9,75%,” tukasnya.

Ia menyatakan BRI optimistis pencairan kredit akan semakin meningkat seiring peningkatan konsumsi dan daya beli masyarakat. BRO proyeksikan undisbursed loan BRI akan terus melandai, hal ini tak lepas dari target pertumbuhan penyaluran kredit BRI di tahun ini yakni sebesar 9%-11% YoY.

Asal tahu saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan undisbursed loan perbankan naik 5,85% yoy dari Rp 1.674,07 triliun menjadi Rp 1.722,2 triliun per Februari 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×