kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan kredit sepi, dana PEN perbankan hanya penuhi sisi suplai


Senin, 12 April 2021 / 18:37 WIB
Permintaan kredit sepi, dana PEN perbankan hanya penuhi sisi suplai
ILUSTRASI. Permintaan kredit sepi, dana PEN perbankan hanya penuhi sisi suplai.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

Fakta juga menunjukkan, saat ini untuk pertama kalinya dalam liam tahun, rasio menabung masyarakat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sudah di atas 30%. Hal ini mengindikasikan masalah perbankan bukan dari sisi likuiditas tapi permintaan kredit. "Sehingga pekerjaan rumahnya adalah bagaimana upaya mendorong pemulihan ekonomi," paparnya. 

Bank nomor wahid dari segi aset ini memandang, untuk menggerakkan dan memulihkan perekonomian, langkah pemerintah sudah tepat dengan mengeluarkan berbagai stimulus yang diterima oleh masyarakat bawah, yang diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil. Karena dengan stimulus tersebut dapat menggerakkan perekonomian, khususnya mengungkit daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga. "Kedua hal tersebutlah yang menjadi faktor utama yang akan mendorong permintaan serta pertumbuhan kredit perbankan," imbuh Aestika.

Dia menilai, untuk meningkatkan permintaan kredit ada dua cara yang bisa ditempuh. Pertama, dengan memberikan pekerjaan bagi proyek padat karya seperti infrastruktur, atau insentif dalam bentuk stimulus untuk meningkatkan daya beli. 

Dari sisi kredit, ada lima sektor yang menurut perseroan yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi. Antara lain manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi serta akomodasi dan makanan/minuman. Kelima sektor ini berdasarkan data OJK memang menyumbang 60,1% pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 75,4% tenaga kerja. "Lima sektor usaha tersebut patut mendapat prioritas untuk penyaluran kredit dan pemulihan ekonomi nasional," katanya. 

Baca Juga: BUMN konstruksi mencatatkan kinerja yang rapuh sepanjang tahun lalu

Sebagai informasi saja, tahun lalu BRI memperoleh penempatan dana sebesar Rp 15 triliun. Dari total dana tersebut, BRI mampu mengembangkannya dalam bentuk kredit sebesar Rp 136,7 triliun atau sembilan kali lipat alokasi dana. 

Nah, tahun ini Pemerintah melalui Kementerian Keuangan pun sudah kembali menempatkan dana PEN ke perbankan. Salah satunya ke bank-bank daerah. Setidaknya ada 22 BPD yang mendapatkan pendanaan sebesar Rp 16,45 triliun dari pemerintah. 

Targetnya, dari alokasi tersebut BPD diharap bisa menyalurkan kredit hingga tiga kali lipat atau mencapai Rp 50 triliun. Salah satu bank yang mendapat dana PEN di 2021 yakni PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) sebesar Rp 1 triliun untuk jangka waktu 6 bulan ke depan. "Dana PEN telah diterima pada hari Kamis 8 April 2021," kata Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar. 

Menurutnya, sesuai arahan pemerintah dana tersebut bakal disalurkan ke sektor-sektor produktif seperti KUR dan kredit UMKM. Dia juga menggarisbawahi, secara aturan dana PEN memang tidak diperkenankan untuk ditempatkan pada instrumen surat berharga maupun transaksi valuta asing. 

Adapun, latar belakang perseroan kembali mendapat dana PEN adalah berkat keberhasilan perseroan tahun lalu yang melampaui target pemerintah. Tahun lalu, Bank Sumut mendapatkan dana alokasi PEN senilai Rp 1 triliun dengan target leverage kredit sebesar Rp 2 triliun. "Bank Sumut berhasil menyalurkan PEN sebesar Rp 2,2 triliun kepada 20.389 debitur," ujarnya. 

Sebelumnya Bank Sumut juga optimis, tahun ini kredit bisa lebih menggeliat atau tumbuh sekitar 3,9% yoy. 

Selanjutnya: Strategi pemerintah untuk kerek pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×