kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan naik, kredit korporasi perbankan mulai menggeliat di kuartal I-2021


Senin, 19 April 2021 / 18:54 WIB
Permintaan naik, kredit korporasi perbankan mulai menggeliat di kuartal I-2021
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang Bank BRI, BSD, Tangerang Selatan./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, kebutuhan pembiayaan korporasi meningkat pada Maret 2021. Hal ini terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang mencapai 16,6% ,lebih tinggi dibandingkan SBT di bulan sebelumnya yang mencapai 8,2%. 

Hal ini turut memberikan pengaruh kepada permintaan kredit korporasi perbankan pada kuartal I-2021. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kredit korporasi BRI tengah menggeliat, dimana pertumbuhannya tercatat 5,98% year to date hingga Februari 2021.

“Sedangkan detail pertumbuhan posisi Maret 2021 akan disampaikan pada pemaparan kinerja keuangan perseroan kuartal I-2021 dalam waktu dekat. BRI memproyeksikan kredit korporasi di tahun 2021 akan tumbuh positif seiring dengan pemulihan ekonomi nasional serta program vaksinasi yang tengah berjalan,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Aestika Oryza Gunarto Kepada Kontan.co.id, Senin (19/4). 

Ia menambahkan, penyaluran kredit korporasi BRI akan memperhatikan dan menjaga proporsi kredit korporasi tidak melebihi 20% dari total portofolio kredit. Aestika bilang bank dengan aset nomor wahid ini ditargetkan porsi kredit korporasi akan terus melandai hingga 15%, dan 85% lainnya akan difokuskan kepada UMKM.

Baca Juga: Wah, Bunga Kredit UMKM Mulai Susut

“Sektor yang dibidik yakni sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi seperti agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan teknologi informasi. Sementara itu sektor yang saat ini tengah dihindari yakni properti, transportasi dan pertambangan,” tambah Aestika.

Begitupun dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melihat permintaan kredit korporasi (wholesale) mulai tumbuh pada Februari 2021. 
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha bilang penyaluran kredit ke segmen  wholesale tumbuh 3 basis poin secara year on year (yoy) menjadi Rp 492,7 triliun pada akhir Februari 2021.

"Hal ini menunjukkan progres jika dibandingkan posisi Desember 2020 yang masih mencatatkan kontraksi -2,97% secara yoy. Seiring dengan progres program vaksinasi serta kebijakan afirmatif pemerintah melalui insentif fiskal dan moneter, termasuk stimulus bantuan sosial yang telah diguyur untuk menggerakkan aggregate demand," kata Rudi kepada Kontan.co.id. 

Bank berlogo pita emas ini cukup optimistis ke depannya penyaluran kredit segmen Wholesale akan terus mengalami perbaikan. Rudi bilang Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit segmen wholesale secara bank only tumbuh positif di level pertengahan single digit.

"Sebagai salah satu bank dengan core competence yang kuat di segmen wholesale banking, Bank Mandiri berharap dapat mencetak pertumbuhan kredit segmen wholesale banking yang positif pada tahun ini secara yoy," tambah Rudi. 

Ia mengakui  penyaluran kredit tahun ini akan difokuskan pada sektor yang cepat pulih seperti FMCG, Sawit & CPO, serta Konstruksi. Ia menyebut sejauh ini, sektor-sektor ini cukup membuktikan daya tahan nya dari dampak pandemi.

"Misalnya, pembiayaan ke sektor konstruksi dan telekomunikasi yang masih tumbuh double digits," paparnya.

Sedangkan Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA)  Vera Eve Lim mengatakan, permintaan kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan dengan adanya pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis. 

Sehingga pada tahun lalu bank mencatatkan total kredit secara konsolidasi sebesar Rp 588,7 triliun atau melemah 2,5% yoy.

Ia melihat pada 2020, terdapat beberapa sektor yang tahan banting melewati pandemi seperti sektor minyak nabati dan hewani serta sektor telekomunikasi dan infrastruktur transportasi. 

Baca Juga: BI: Instrumen Repo jadi solusi efektif dukung pendalaman pasar uang

"Seiring dengan proses pemulihan ekonomi secara bertahap BCA akan tetap fokus pada penyaluran kredit ke sektor-sektor yang berpotensi besar dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian," papar Vera.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati kinerja intermediasi mengalami kontraksi di awal tahun. OJK mencatat per Februari 2021 pertumbuhan kredit perbankan masih kontraksi sebesar 2,15% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.419,1 triliun.

Sedangkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah meminta perbankan untuk menurunkan bunga kredit. Seiring dengan itu juga menyalurkan kredit ke dunia usaha. Lantaran bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan ke level 3,5% dan telah menyuntik likuiditas hingga Rp 792 triliun. 

“Sudah saatnya, perbankan memenuhi ajakan kami untuk menurunkan suku bunga kredit. Sudah saatnya mengucurkan kredit ke dunia usaha. Ini sangat diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi,” ujar Perry pekan lalu.

Selanjutnya: Lebih Kebal Corona, Kinerja Keuangan BJBR Tahun Ini Tetap Terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×