kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan Layanan di E-Banking


Senin, 31 Mei 2010 / 09:15 WIB
Persaingan Layanan di E-Banking


Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test

JAKARTA. Tak diragukan lagi layanan jasa perbankan amat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi. Makin tinggi teknologi, bank makin ditantang untuk memberi layanan terbaik bagi nasabah. Salah satu teknologi yang saat ini menjadi fokus utama perbankan memuaskan nasabahnya adalah layanan electronik banking atau e-banking.


Menurut Ken Ng, Direktur Ritel PT Bank Panin Tbk (Bank Panin), bank akan ketinggalan jika tak mengembangkan layanan e-banking. Maklum, bank harus mampu mengikuti ritme masyarakat yang mobilitasnya makin tinggi. Kalau bank tak bisa menyediakan layanan yang cepat, mudah, murah, aman, dan profesional, siap-siaplah ditinggalkan nasabah.


Layanan e-banking yang awalnya berbentuk anjungan tunai mandiri (ATM), kini berkembang menjadi beraneka ragam layanan. Mulai dari phone banking, internet banking, hingga mobile banking, termasuk SMS banking. "Banyak bank mulai melengkapi dan meningkatkan layanan e-banking. Salah satunya kemudahan bertransaksi lewat saluran ini," kata Ken Ng.


Menurut Imam Subowo, Senior Manager Liabilities and Banking Services Division PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), ceruk pasar dalam layanan e-banking sangat besar. Apalagi masyarakat makin melek teknologi. "Pengguna telepon genggam saja sudah lebih dari 110 juta orang. Layanan e-banking baik mobile banking maupun internet banking akan berkembang luar biasa. Persaingan performa layanan bank juga akan semakin ketat," ujarnya.


Sejak meluncur akhir tahun 2009, BRI kini sudah memiliki sekitar 25.000 nasabah internet banking dan 300.000 nasabah mobile banking. Sedangkan dari transaksi, internet banking sudah menembus 250.000 transaksi per bulan sedang mobile banking mencapai satu juta transaksi per bulan. "Tahun ini kami optimistis internet banking bisa mencapai 50.000 nasabah dan mobile banking mencapai 750.000 nasabah," imbuhnya.


PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) juga tak mau ketinggalan dengan meluncurkan produk internet banking tiga bulan lalu. dengan produk baru ini, nasabah makin dimanjakan dengan kemudahan transaksi di mana pun secara cepat dan real time.
Selain itu, lewat internet banking, produk-produk yang ditawarkan makin terintegrasi. Dus memudahkan nasabah mengatur portofolio investasinya di OCBC NISP. "Tahun ini kami menargetkan bisa menjaring nasabah baru sekitar 250.000 nasabah," kata Rudy N. Hamdani, Direktur Konsumer Bank OCBC NISP.


Rudy menambahkan, ada empat poin khusus keunggulan produk internet banking ini. Pertama, nasabah bisa melihat portofolio mereka yang ada di OCBC NISP, seperti deposito, reksadana, asuransi, KPR (Kredit Pemilikan Rumah), kartu kredit, dan bancassurance. Kedua, nasabah bisa bertransaksi real time alias seketika.


Ketiga, produk mendukung kenyamanan transaksi nasabah dan gaya hidup mobilitas tinggi. Keempat, produk aman karena ada fasilitas alat eksternal atau token serta didukung teknologi canggih.


BRI juga menjanjikan kemudahan produk e-banking mereka. Lewat internet banking BRI, nasabah mendapat berbagai kemudahan seperti pembelian pulsa dan melakukan berbagai transaksi serta registrasi hanya dari komputer dan ATM saja.
Bahkan, BRI akan mengembangkan layanan e-banking selangkah lebih maju dengan melayani nasabah Usaha Kecil, Menengah, dan Mikro (UMKM). "Internet banking diperlukan untuk skala kredit di atas Rp 100 juta. Misalnya untuk informasi pasar," kata Wasito Pramono, Kepala Divisi Bisnis Mikro BRI.


Investasi dan keamanan


Di samping kemudahan, bank juga meyakinkan setiap produk e-banking mereka aman. Misal, BRI menyediakan fasilitas mToken alias token mobile. Telepon genggam nasabah menjadi alat token sekaligus yang berfungsi sebagai sarana tambahan penghasil PIN (personal identity number) untuk transaksi finansial di BRI. Sementara OCBC NISP menyediakan token khusus.


"Untuk mendapat PIN di mToken, nasabah harus meregristasi dulu saat ingin melakukan transaksi finansial banking. Setelah mendaftar, dia akan mendapat notifikasi angka yang kemudian dimasukkan ke layanan internet banking," tegas Imam.


Hal serupa juga dilakukan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). BCA mengaku punya strategi khusus agar produk e-banking mereka aman dari kejahatan. Yakni dengan menerapkan dynamic password. "Sejak menggunakan sistem ini, fraud terkait layanan internet banking praktis sudah tak pernah terjadi," tutur Jahja Setiaatmadja, Wakil Direktur Utama BCA. Saat ini pengguna internet banking BCA mencapai 1,5 juta nasabah dengan transaksi per bulan mencapai 2,36 juta. "Nilai transaksi mencapai Rp 18,9 triliun," tambahnya.


Namun, untuk punya e-banking yang andal dan aman perbankan juga harus merogoh kantongnya dalam-dalam/ PT Permata Bank Tbk (Bank Permata) misalnya, untuk bisa memiliki layanan e-banking terkini investasi yang mereka gelontorkan sudah mencapai US$ 11 juta. "Investasi digunakan untuk penggantian switching system, ATM, EDC, dan internet banking," kata Anton Hermawan, Head e-channel Permata.


Investasi terbesar untuk penggantian ATM, yang mencapai hampir US$ 4,5 juta. Saat ini sekitar 30% nasabah Permata sudah menggunakan layanan e-banking. Di BCA, manajemen rela menginvestasikan sekitar US$ 50 juta per tahun untuk pengembangan teknologi informasi. Tujuannya jelas untuk meningkatkan layanan e-banking ke nasabah. Demikian juga OCBC NISP yang rela merogoh US$ 1 juta khusus menyiapkan internet banking mereka. "Persiapannya memakan waktu satu tahun," terang Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×