Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) menargetkan bisa mencatat pendapatan premi senilai Rp 683,49 miliar. Itu berarti ada pertumbuhan sekitar 20% dari capaian 2021.
“Realisasi sampai bulan Juni, topline kita sudah book Rp 427,2 miliar, dari target RKAP Rp 683,49. Kalau kita lihat akumulasinya, (tumbuh) sebesar 20%,” ujar Direktur Pemasaran PertaLife Haris Anwar dalam konferensi pers, Rabu (27/7).
Haris bilang bahwa kontribusi terbesar dari pendapatan premi perusahaan berasal dari pasar non-captive yang tumbuh, terlebih untuk produk anuitas. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi peluang bagi perusahaan mengingat belum banyak pemain di produk tersebut.
Baca Juga: Perta Life Targetkan Pertumbuhan Laba Hingga 148% pada Tahun 2022
Ia juga menambahkan bahwa saat ini perusahaan pun sedang berupaya untuk menyeimbangkan antara porsi captive market dan non captive market. Dimana, pada 2021, porsi captive market bisa mencapai 80% dan sisanya dari non captive market.
Direktur Utama PertaLife Hanindio W. Hadi menambahkan bahwa upaya penyeimbangan target pasar tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya, untuk menghindari adanya risiko persaingan dari holding asuransi milik BUMN yaitu IFG.
Hanindio bilang bahwa kehadiran IFG yang ditujukan untuk menangani pasar BUMN bisa jadi akan mengerjakan pasar PT Pertamina yang selama ini menjadi captive marketnya. Namun, saat ini pihaknya bilang sedang mencari tahu apakah nantinya IFG juga bakal menangani asuransi untuk PT Pertamina.
“Oleh sebab itu, captive dan non captive ini kita seimbangkan supaya resiko pada saat terjadi hal-hal seperti itu, kita bisa punya produk dari sumber yang lain,” ujarnya.
Selain itu, Hanindio juga menjelaskan bahwa saat ini PertaLife hanya memfokuskan pada produk-produk yang profitable.
Sehingga, ia bilang pihaknya tidak menjual produk asuransi yang diinvestasikan atau dikenal dengan unitlink meningat adanya aturan baru terkait produk tersebut akhir kuartal pertama yang lalu.
Baca Juga: Nama Berubah, OJK Berikan Izin Usaha PT Perta Life Insurance
“Sampai saat ini, kita freeze atau moratorium untuk tidak fokus di (unitlink) itu dulu sampai ada kepastian bentuk yang buat kita memang benar-benar bisa pertanggungjawabkan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pendapatan premi bruto perusahaan tercatat sebesar Rp 489 miliar sepanjang 2021. Angka tersebut naik 4,02% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 470 miliar.
Sementara itu, perusahaan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 48,96 miliar atau melonjak 166,26 % dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp18,39 miliar. Itu merupakan laba tertinggi perusahaan sejak perusahaan berdiri 37 tahun yang lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News