Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa tahun ke belakang, lini bisnis asuransi properti menjadi salah satu motor penggerak dari kinerja industri asuransi umum. Namun tahun lalu, lini usaha ini tak mampu mengangkat kinerja industri.
Lini bisnis asuransi properti memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kinerja industri secara keseluruhan. Maklum hampir 30% dari premi asuransi umum disumbangkan oleh lini bisnis tersebut.
Wajar saat lini bisnis ini terganggu, industri pun makin kelabakan untuk mencetak pertumbuhan. Seperti di 2017, di mana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan premi asuransi umum hanya mencapai 3,14%, atau di bawah target Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) yang sebesar 5%.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe mengakui lesunya bisnis asuransi properti ini menjadi salah satu faktor redupnya bisnis asuransi umum di tahun kemarin. Kondisi di paruh pertama tahun lalu disebutnya menjadi penyebab.
"Di antaranya karena stagnasi pada perekonomian Indonesia yang pada gilirannya menyebabkan perlambatan penjualan rumah serta perlambatan pertumbuhan KPR di paruh pertama 2017," kata dia belum lama ini.
Namun, kondisi pasar asuransi properti mulai menunjukkan perbaikan di paruh kedua tahun lalu, terutama di kuartal terakhir. Sayangnya perbaikan yang lambat ini belum cukup mendorong kinerja industri secara keseluruhan untuk bisa sesuai dengan ekspektasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News