Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pertengahan tahun 2023, likuiditas perbankan dari dana masyarakat terlihat masih memadai. Bank Indonesia (BI) mencatat himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan mengalami pertumbuhan 7,2% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 7.759,3 triliun per Maret 2023.
Hal ini juga sejalan dengan kredit perbankan yang terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp 6.424,4 triliun atau tumbuh 9,8% (YoY).
Pertumbuhan DPK juga dirasakan oleh PT Bank Mandiri, per Maret 2023 total DPK Bank Mandiri mencapai sebesar Rp 1.084 triliun, atau tumbuh 8.7% secara YoY, dengan rasio CASA mencapai 79%.
SVP Retail Deposits Product and Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati menyatakan, pertumbuhan ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri dalam optimalisasi penghimpunan dana murah melalui layanan perbankan dan solusi yang menyeluruh bagi nasabah.
Baca Juga: NIM Perbankan Masih Naik Per Maret 2023
"Dengan ditopang oleh pemanfaatan serta peningkatan layanan digital multi transaksi yang menawarkan kemudahan dan fleksibilitas transaksional melalui Kopra by Mandiri dan Livin’ by Mandiri," kata Evi kepada kontan.co.id belum lama ini.
Di tahun 2023 ini Bank Mandiri menargetkan DPK dapat tumbuh double digit secara YoY, mencapai di atas Rp 1.200 triliun, dengan backbone pertumbuhan DPK dari dana murah (Tabungan dan Giro).
Serupa, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) (bank only) tumbuh di kisaran 8% pada April 2023. Corporate secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut, salah satu kontributor utama kenaikan DPK BRI yakni pada giro yang tumbuh double digit.
"Sementara itu, rasio CASA BRI (bank only) pada akhir April 2023 tercatat sebesar 64,1%," ujarnya
Aestika menyampaikan, BRI terus meningkatkan perolehan dana murahnya, baik dari sisi tabungan maupun giro dalam rangka efisiensi biaya dana. Upaya peningkatan dana murah dilakukan melalui penguatan strategi, baik dari sisi wholesale funding maupun retail funding.
"Beberapa strategi yang BRI lakukan di antaranya adalah melalui optimalisasi bisnis value chain melalui strategic partnership dan peningkatan layanan untuk mendorong transaksi channel digital BRI seperti BRImo, Qlola, dan QRIS," imbuhnya.
Total dana pihak ketiga (DPK) PT Bank Central Asie (BCA) juga naik 4,1% menjadi Rp 1.039 triliun per Maret 2023.
"Kenaikan DPK tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan CASA sebesar 5,7% YoY mencapai Rp 843,3 triliun di periode yang sama. CASA berkontribusi hingga 81,2% dari total DPK," ungkap EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Nasabah, BSI Beri Promo Biaya BI Fast Rp 5
Menurutnya, solidnya pendanaan CASA dan DPK sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Pada kuartal I 2023, total volume transaksi BCA naik 27,3% YoY mencapai 6,9 miliar transaksi.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh perluasan kanal online dan offline yang konsisten melalui investasi di multi-channels, serta pertumbuhan basis nasabah. Khusus di kanal digital, volume transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 5,8 miliar, atau meningkat 29,5% YoY.
Kemudian, hingga akhir Maret 2023, BCA telah melayani lebih dari 36 juta rekening nasabah, atau tercatat tumbuh 23% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh pembukaan rekening baru melalui kanal online yang mencapai 1,1 juta di kuartal I-2023, atau 63% dari total pembukaan rekening baru.
Hera menjelaskan, dalam mencermati kebutuhan nasabah yang dinamis dan beragam, BCA secara konsisten mengusung konsep hybrid banking untuk memberikan layanan secara holistik, baik di ekosistem online maupun offline, untuk dapat mempertahankan posisi di pasar dan senantiasa bertumbuh.
"Kami berharap pertumbuhan CASA dan DPK masih tetap solid ke depan, sejalan dengan volume transaksi yang terus bertumbuh," tandas Hera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News