Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Kalbar tahun ini mematok pertumbuhan kredit sebesar 15%. Angka ini menunjukkan perlambatan dibanding tahun lalu dimana pertumbuhan kredit mencapai 17,97%.
Menurut Sudirman MHY, Direktur Utama Bank Kalbar, manajemen memang mengambil kebijakan untuk memperlambat penyaluran kredit tahun ini. Adanya pelaksanaan pemilu 2014 membuat kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat sedikit melambat.
"Selain itu, kebijakan ini untuk menekan biaya dana (cost of fund) kami yang sejak November lalu naik cukup tinggi. Juga demi mematuhi arahan Bank Indonesia (BI)," kata Sudirman saat dihubungi KONTAN, Minggu, (19/1). Sayang, Sudirman enggan menjelaskan berapa besar kenaikan cost of fund Bank Kalbar.
Agar kondisi likuiditas tetap terjaga, Bank Kalbar memilih untuk mengerem penyaluran kredit. Diharapkan kondisi Loan Depocit Ratio (LDR) yang saat ini sebesar 87,20% bisa tetap terjaga.
Hingga per Desember 2013 lalu, jumlah volume penyaluran kredit Bank Kalbar mencapai Rp 7,045 triliun. Meningkat sebesar 17,97% secara Year on Year (YoY) dari Desember 2012 yang mencapai Rp 5,972 triliun.
Saat ini Kredit Konsumsi Multiguna untuk kalangan pegawai negeri sipil (PNS) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat. Besarnya mencapai 80% dari portofolio kredit. Sisanya 20% Kredit Produktif meliputi kredit di sektor perdagangan, perkebunan dan infrastruktur. "Tahun ini tak jauh beda strateginya," pungkas Sudirman.
Secara market share, industri perbankan di Provinsi Kalbar, total aset Bank Kalbar sekitar 25% dari total aset industri perbankan. Sedangkan total DPK Bank Kalbar sekitar 24% total DPK perbankan. Terakhir, total kredit Bank Kalbar sekitar 17% dari total kredit perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News