Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kuartal I 2015 betul-betul menjadi momen berat bagi industri perbankan di tanah air. Hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhan kredit Bank Umum yang masih jeblok, yakni hanya 11,45% secara year on year (yoy).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2015, jumlah kredit yang dikucurkan Bank Umum baru mencapai Rp 3.532,73 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan hanya 11,45% dibanding pencapaian bulan Maret 2014 yang mencapai Rp 3.169,64 triliun.
Pertumbuhan di kuartal I 2015 menunjukkan hasil yang jeblok dibanding kuartal I 2014. Kala itu pertumbuhan kredit Bank Umum mencapai 19,58% secara yoy dibanding Maret 2013 yang mencapai Rp 2.650,43.
Menurut Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, kondisi ini sangat wajar di tengah situasi ekonomi nasional yang melambat. "Harus kita akui pertumbuhan ekonomi kita mungkin hanya 5%, tidak bisa seperti target pemerintah 5,7%. Pertumbuhan ekonomi yang lambat membuat akvitas bisnis melambat dan pada akhirnya membuat permintaan kredit bank juga rendah," kata Josua saat dihubungi KONTAN, Senin (18/5).
Selain itu, inflasi di Indonesia juga ada tren meningkat dalam beberapa waktu terakhir ini. Sudah tentu ini membuat daya beli masyarakat agak melemah. "Ketika agak melemah, tentu kemampuan mengakses kredit dari perbankan juga akan menurun," ujar Josua.
Josua mengakui, di semester II 2015, barulah pertumbuhan kredit Bank Umum secara bertahap akan mengalami peningkatan. Sebab belanja pemerintah akan mulai gencar dilakukan yang biasanya memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi. "Meskipun pertumbuhannya juga tidak bisa secara cepat meningkat dengan signifikan dalam waktu singkat," pungkas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News