kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pertumbuhan laba perbankan melambat


Selasa, 24 September 2013 / 09:03 WIB
Pertumbuhan laba perbankan melambat
ILUSTRASI. Cara mengobati gusi bengkak.


Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Para bankir tampaknya mesti bersiap-siap laba mereka hingga akhir tahun nanti tak sesuai harapan. Maklum, penyaluran kredit sepanjang tahun ini melambat. Selain itu, pendapatan bunga bank juga meluruh lantaran kenaikan suku bunga acuan alias BI rate sejak Juni lalu. 

Mengutip Statistik Perbankan Indonesia, laba industri perbankan hingga Juli 2013 mencapai Rp 59,39 triliun, tumbuh 12,3% dibandingkan periode sama tahun 2012. Pertumbuhan laba bulan Juli sedikit lebih baik dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,8%.

Meski begitu, pertumbuhan laba di beberapa bank tampaknya mulai melambat. Bank BUMN, misalnya, mencatat pelambatan pertumbuhan laba dari 20,29% pada bulan Juni menjadi 19,07% di bulan Juli.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan laba pada kuartal awal memang rendah.Laba akan naik lebih tinggi secara perlahan pada kuartal berikutnya.

Namun, menurut Jahja, industri perbankan nasional tengah memasuki fase baru dari sisi pertumbuhan laba. Sebab, sejak awal tahun, perbankan memperoleh berbagai tekanan. Tekanan paling besar adalah kenaikan biaya dana akibat kenaikan BI rate.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah tingkat penyaluran kredit dan pertumbuhan  jumlah dana pihak ketiga (DPK). "Laba bank akan meningkat jika kondisi ekonomi sudah normal," kata Jahja.

Presiden Direktur Bank Sahabat Sampoerna, Indra W. Supriadi, mengatakan pertumbuhan laba bank hingga akhir tahun akan melambat. Sebab, net interest magrin  (NIM) alias margin bunga bersih kian menyempit. Meski begitu, Indra memperkirakan, laba perbankan akan tetap tumbuh. "Kami sedang menghitung pelambatan pertumbuhan laba," kata Indra.

Direktur Bank Tabungan Negara (BTN), Evi Firmansyah, mengatakan saat ini industri  perbankan  masih menyesuaikan suku bunga kredit. Sebab, suku bunga simpanan sudah naik terlebih dahulu. Karena itu, ia optimistis, laba perbankan tahun ini tumbuh lebih baik.

Meskipun pertumbuhan laba pada pertengahan tahun ini melambat, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, yakin laba perbankan tahun ini tumbuh lebih baik ketimbang tahun lalu. "Sebab, ada pertumbuhan volume usaha, perbaikan efisiensi maupun perbaikan keseluruhan biaya dana," kata Parwati.

Untuk memperoleh laba sesuai harapan, Jahja mengingatkan, perbankan harus mulai menata portofolio. Ada dua opsi yang bisa dipilih, menyalurkan kredit lebih besar atau menaikkan suku bunga kredit.

Nah, para bankir, lebih suka pilih opsi mana?                          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×