Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Emma Ratna Fury, Nina Dwiantika | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Mayoritas bank kelas kakap resmi merilis laporan keuangan semester I-2013. Hasilnya, sebagian besar bank besar sukses besar.
Laba bersih mereka naik di atas 15% ketimbang periode sama tahun 2012. Margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) juga awet di atas 5%.
Lihat saja laba bersih dua bank kakap, Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA). Semester I-2013, Mandiri meraih laba bersih Rp 8,3 triliun, naik 16% dibandingkan tahun lalu, sementara laba BCA naik 19,3% menjadi Rp 5,3 triliun pada periode serupa.
Bahkan laba dua bank, yakni Bank BNI dan Bank OCBC, naik di atas 30%. Keuntungan BNI melompat 30,2%, menjadi Rp 4,28 triliun, sementara laba OCBC NISP melejit 32% menjadi Rp 536 miliar.
Secara umum, pendapatan dari bunga kredit dan komisi (fee based income) masih menjadi penopang utama lonjakan laba bank. Ambil contoh Bank Mandiri. Sepanjang medio tahun ini, Mandiri meraih pendapatan bunga Rp 23,11 triliun, naik 14,3%. Perolehan fee based income bank plat merah ini juga 13,8% dari Rp 5,73 triliun menjadi Rp 6,52 triliun. "Peningkatan kredit menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) naik 1,52% menjadi 84,95%," ujar Pahala Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, Senin (29/7).
Di BCA, fee based income memang turun dari Rp 279 miliar menjadi Rp 202 miliar. Tapi bank ini berhasil menutupi dengan pendapatan bunga bersih yang naik 24,2% menjadi Rp 12,2 triliun.
Stabilnya yield surat berharga yang dikempit BCA juga faktor penopang. Alhasil NIM terdongkrak di level 5,95%.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengaku surprise dengan pertumbuhan kredit BCA selama paruh pertama tahun 2013. Maklum, biasanya penyaluran kredit cenderung lambat di semester pertama. Nyatanya, kredit BCA bisa naik 9% sepanjang medio pertama tahun ini. Nah, memasuki paruh kedua, kata Jahja, BCA menargetkan kredit tumbuh 9%-12%.
Memang tidak semua bank besar mencetak pertumbuhan laba di atas 15%. Laba CIMB Niaga hanya tumbuh 8%, menjadi Rp 2,13 triliun. Laba Bank Tabungan Negara (BTN) tumbuh 2,2% ke Rp 673 miliar.
Minimnya pertumbuhan laba CIMB Niaga akibat kenaikan pendapatan bunga tak setinggi era sebelumnya. Di sisi lain, pendapatan dari komisis turun sekitar 5%.
Sementara menciutnya kenaikan laba BTN akibat peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dan kerugian penempatan di surat harga.
Namun, bank akan menghadapi masa sulit pada paruh kedua tahun ini. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, memprediksikan, semester II margin bank akan tertekan. Persaingan kredit kian sengit, dan perebutan dana pun tinggi. Alhasil, Mandiri merevisi target kredit dari 22% menjadi 19%-20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News