Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi mesin elektronik data captured (EDC) sudah mulai mengalami perbaikan sejak akhir -akhir tahun lalu seiring dengan kegiatan di mall dan pusat perbelanjaan sudah mulai ramai. Namun, transaksinya masih belum kembali pulih seperti kondisi sebelum masa pandemi Covid-19.
Beberapa bank justru masih mencatatkan penurunan transaksi sepanjang kuartal I 2021, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya, mengalami penurunan frekuensi maupun volume transaksi mesin EDC sebesar 29% di triwulan pertama tersebut.
"Growth transaksi EDC masih belum pulih seperti kondisi sebelumnya. Hal ini tentunya merefleksikan pendapatan merchant discount rate (MDR) dari EDC yang juga lebih kecil," kata Lani Darmawan Direktur Konsumer CIMB Niaga pada Kontan.co.id, Rabu (14/4).
Transaksi di beberapa merchant memang mengalami tren kenaikan sejak takhir tahun lalu. Lani bilang, transaksi merchant groceries, alat elektronik, dan home appliances sudah cukup stabil dan tinggi. Namun, merchant hotel dan travel masih belum menunjukkan peningkatan transaksi yang berarti.
Meski masih melambat secara tahunan, CIMB Niaga masih optimis transaksi EDC sampai akhir tahun akan mengalami peningkatan. Perusahaan memproyeksikan pertumbuhan transaksinya bisa mencapai 3%-5% year on year (YoY). Fee based income yang didapat dari biaya MDR juga ditargetkan tumbuh di kisaran tersebut.
Untuk mendorong transaksi tersebut, Lani mengatakan, pihaknya aktif menjalin komunikasi produktif dengan partner merchant, terutama mengenai kondisi saat ini. Seperti outlet mana yang sudah beroperasi full dan yang masih beroperasi terbatas atau bahkan masih tutup.
Baca Juga: Sejak pertengahan Maret, transaksi off-us kartu debit GPN meningkat
PT Bank Mandiri Tbk juga sudah mulai mencatatkan perbaikan transaksi EDC pada kuartal I 2021 sejak pandemi terjadi. Namun, transaksinya masih belum kembali pada masa sebelum pandemi mencuat.
Total volume transaksi EDC Bank Mandiri sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 20 triliun. Thomas Wahyudi, Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri mengatakan, dengan mulai ramainya mall dan pusat perbelanjaan saat ini turut mendorong peningkatan transaksi nontunai khususnya melalui EDC.
Sama seperti CIMB, transaksi EDC Bank Mandiri pada sektor pariwisata seperti tour & travel dan hotel masih belum membaik. Sedangkan transaksi di merchant groceries, hospital, gas station, dan yang berkaitan dengan Hobby sudah naik.
Sampai akhir tahun, Bank Mandiri optimis transaksi EDC akan semakin meningkat dan ditargetkan bisa tumbuh sekitar 10% -15% YoY yang didorong melalui kegiatan edukasi dan promosi atas pembayaran non-tunai melalui EDC, khususnya pada setiap transaksi retail.
Apalagi transaksi QR dan Mandiri Livin juga sudah bisa diterima di EDC Mandiri. Itu akan semakin mendorong peningkatan transaksi.
Sementara BCA mencermati perkembangan transaksi mesin EDC di awal tahun ini cukup meningkat sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang menerapkan cashless society.
EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan, frekuensi transaksi EDC Mandiri per Februari 2021 mencapai 98 juta transaksi dengan volume sebesar Rp 44,1 triliun. Hanya saja, dia tidak merinci apakah data tersebut sudah tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Transaksi yang tercatat tumbuh paling tinggi menurut Hera terjadi pada merchant groceries karena berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari nasabah. BCA tidak memiliki targte spesifik transaksi EDC sepanjang tahun ini.
Selanjutnya: Tutup bisnis di segmen ritel, ini penjelasan Citibank Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News