kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pinjaman luar negeri mengalir ke mulfitinance


Jumat, 19 September 2014 / 08:05 WIB
Pinjaman luar negeri mengalir ke mulfitinance
ILUSTRASI. Asam folat adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Pelaku usaha multifinance makin gemar mengoleksi pinjaman sindikasi dari luar negeri. Hal tersebut terlihat dari outstanding pendanaan perusahaan pembiayaan sampai Juli 2014. 

Berdasarkan data Bank Indonesia per Juli 2014, porsi outstanding pendanaan multifinance dari luar negeri meningkat 38,6% menjadi Rp 96,3 triliun. Pada akhir tahun lalu, porsi pembiayaan luar negeri baru sebanyak 36% dari total outstanding pinjaman.

Sejumlah perusahaan pembiayaan memang berhasil meraup pinjaman sindikasi dari perbankan luar negeri tahun ini. Hal tersebut memanfaatkan penilaian bank asing terhadap bisnis pembiayaan di dalam negeri yang disebut masih prospektif.

CEO Indomobil Finance, Gunawan mencontohkan pinjaman sindikasi yang Indomobil peroleh tahun ini. Mulanya, Indomobil Finance hanya menargetkan bisa meraih plafon pinjaman US$ 100 juta. Namun, penawaran Indomobil Finance justru oversubscribed menjadi US$ 172,5 juta.

Pinjaman sindikasi ini berasal dari perbankan di tujuh negara. Dana dari pinjaman itu bakal dipakai untuk modal kerja pembiayaan sampai tahun depan. Sementara, tingkat bunga yang diberikan perbankan asing pun, kata Gunawan,  cukup kompetitif. 

Multifinance berburu dana ke luar negeri juga karena mempertimbangkan kondisi di dalam negeri. Beberapa faktor menyebabkan pencarian dana di dalam negeri sedikit terkendala baik melalui perbankan maupun melalui surat utang tahun ini.

Gunawan mencontohkan, pencarian dana dari obligasi tahun ini terkendala dengan pelaksanaan pemilu. Hal ini mempengaruhi kondisi pasar modal sehingga industri menunda pencarian dana lewat surat utang di pasar modal.

Ditambah lagi, tren kupon yang terus meningkat membuat biaya dana perusahaan pembiayaan ikut terkerek. "Pencarian dana seperti obligasi tidak sesemarak tahun-tahun sebelumnya," kata Gunawan.

Positifnya minat perbankan asing juga dialami Adira Finance tahun ini. Dari awalnya menargetkan pinjaman sindikasi US$ 200 juta, Adira Finance justru meraih komitmen pinjaman sampai US$ 300 juta dari sebelas bank pada April lalu.

Menurut Direktur Adira Finance I Made Dewa Susila, maraknya pencarian dana ke luar negeri di awal tahun ini didorong oleh tingkat swap rate yang menarik dan kompetitif. "Namun di semester kedua ini tergantung kondisi di dalam negeri seperti apa," kata dia.

Astra Sedaya Finance pun meraup utang luar negeri US$ 670 juta, April lalu. Sedangkan, BFI Finance mengantongi pinjaman sindikasi US$ 100 juta pada bulan Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×