Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah makin menggemari pembelian asuransi melalui kanal digital. Hal itu juga yang memengaruhi pendapatan premi PT Asuransi Allianz Utama Indonesia atau Allianz Indonesia dari kanal digital.
Mengenai hal itu, Direktur dan Chief Operations Officer Allianz Utama Indonesia Patrecia Yuriske mengatakan hingga November 2023, polis asuransi digital berkontribusi sebesar 17% terhadap total pendapatan premi perusahaan karena adanya porsi asuransi di area komersial.
"Apabila dilihat dari kategori ritel, mayoritas pengguna polis digital adalah pelanggan ritel. Kontribusi polis digital sudah mencapai 54% terhadap Gross Written Premium (GWP)," ucapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).
Yuriske menerangkan Allianz Utama lebih menekankan penggunaan digital sebagai enabler yang dapat memberikan kemudahan bagi calon nasabah, nasabah, dan juga mitra bisnis dalam mengakses produk perlindungan asuransi hingga tahap akhir dari proses klaim.
Baca Juga: Allianz Syariah Maksimalkan Potensi Ekonomi dan Keuangan di Balikpapan
Melalui penerapan digitalisasi, dia berharap akses terhadap produk dan perlindungan asuransi menjadi lebih mudah dan diharapkan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia. Yuriske menyampaikan saat ini proses digitalisasi telah diterapkan di hampir semua proses bisnis yang dijalankan Allianz Utama Indonesia.
"Melihat dari segmen yang ada saat ini, Allianz Utama mengharapkan adanya peningkatan sebesar 15%-20% untuk penggunaan digitalisasi," katanya.
Dengan adanya target tersebut, Yuriske bilang Allianz Utama berfokus pada pengembangan digital lewat penambahan produk-produk baru yang dapat diakses secara digital, baik oleh pelanggan maupun mitra bisnis perusahaan. Dia menyatakan Allianz juga telah berupaya untuk mengembangkan proses secara digital dalam melakukan kerja sama dengan mitra bisnis baru lainnya.
Selain itu, Allianz Utama senantiasa melakukan pengembangan fitur dalam proses digitalisasi demi mempermudah dan meningkatkan intermediasi user experience dan nasabah dalam bertransaksi serta menjaga keamanan data nasabah.
Sementara itu, Yuriske mengatakan saat ini perusahaan masih melakukan analisa terhadap data yang ada dalam melihat kemungkinan penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di masa yang akan datang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News