kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Polisi Angkut Dokumen dari CIMB Niaga


Jumat, 12 April 2013 / 08:41 WIB
Polisi Angkut Dokumen dari CIMB Niaga
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas siang ini di Pegadaian, Senin 8 November 2021. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.


Reporter: Lamgiat Siringoringo, Nurul Kolbi | Editor: Roy Franedya

JAKARTA. Penggelapan dana nasabah wealth management CIMB Niaga oleh Umar Aliyanto berbuntut panjang. Tindakan mantan relationship manager CIMB Niaga itu bukan cuma merugikan nasabah, juga merusak reputasi bank tempatnya bekerja. Reputasi itu semakin tercoreng setelah kemarin (11/4) penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian RI (Polri) menggeledah kantor pusat bank milik investor asal Malaysia tersebut.

Polisi menyambangi kantor bank untuk mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan dalam menuntaskan kasus hilangnya dana nasabah atas nama Wolly Jonathan.

Kepala Bareskrim, Sutarman, sebelumnya (8/4), mengatakan penyidik menggeledah lantaran bank sempat tidak kooperatif dalam menyerahkan data yang diperlukan. Surat penetapan penggeledahan diterbitkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pertengahan Maret lalu.

Pemeriksaan berlangsung sejak pukul 10.00 pagi hingga pukul 16.00 sore. KONTAN menemui sejumlah penyidik yang keluar dari lobi kantor CIMB Niaga, sore itu. Namun, tak satupun di antara mereka yang mau menjelaskan tujuan penggeledahan. Bukan cuma menghindar, mereka juga mengaku bukan dari Mabes Polri, kendati memakai identitas Bareskrim.

Berbeda dengan tingkah laku penyidik, manajemen Bank CIMB Niaga membenarkan adanya pemeriksaaan di kantor bank terkait kasus pengaduan nasabah wealth management.

Harsya Denny Suryo, Sekretaris Perusahaan CIMB Niaga, menjelaskan kedatangan Bareskrim untuk memeriksa dokumen asli sebagai bagian pemeriksaan lanjutan berkaitan dengan pelaporan nasabah bernama Wolly. "CIMB Niaga mendukung sepenuhnya penyidikan yang dilakukan pihak berwajib, dan menghormati proses yang sedang berjalan," kata Harsya, melalui pesan singkat kepada KONTAN, Kamis (11/4).

Harsya melanjutkan, sebelumnya CIMB Niaga telah menindak Umar Aliyanto dengan membuat pelaporan ke pihak kepolisian. Kasus ini kemudian bergulir ke meja hijau. PN Jaksel memvonis mantan pegawai bank itu selama lima tahun karena terbukti memalsukan surat dan dokumen. "CIMB Niaga tidak menoleransi segala bentuk pelanggaran yang dilakukan siapapun, termasuk karyawan," tegas Harsya.

Harysa juga membenarkan adanya pemeriksaan terhadap petinggi bank di kantor Bareksrim pekan lalu, yakni Robby Kumala, CIMB Niaga Private Banking & Preferred Sales Group Head dan L Wulan Tumbelaka selaku Direktur Kepatuhan. "Mereka dimintai keterangan sebagai saksi," katanya.

Relationship manager, posisi Umar di CIMB Niaga, merupakan pegawai khusus yang disiapkan bank untuk melayani nasabah tajir. Posisi ini mengingatkan pada Malinda Dee, pegawai Citibank yang menggelapkan dana nasabah wealth management.

Umar mengurus Wolly sejak 2003. Total simpanannya Rp 13,6 miliar. Namun, pada 2011, simpanannya berkurang hingga tersisa Rp 1 miliar. Wolly baru tahu dananya ditilap setelah ada pergantian relationship manager dari Umar ke Wan Zulfah Rita, pegawai CIMB Niaga lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×