CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Porsi kredit manufaktur BNI turun dari 25% menjadi 18%


Kamis, 06 Oktober 2011 / 09:46 WIB
Porsi kredit manufaktur BNI turun dari 25% menjadi 18%
ILUSTRASI. Ignasius Jonan menyebutkan, ada lima sektor bisnis yang bakal menguntungkan di masa depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Penyaluran kredit Bank Negara Indonesia (BNI) ke sektor manufaktur menyusut dalam kurun satu tahun terakhir.

"Natural exposure ke sektor manufaktur menurun. Tahun ini porsinya 18% dari total kredit korporasi sementara tahun lalu porsinya 25%," ujar Direktur BNI Yap Tjai Soen, Rabu (5/10) tanpa menyebut nilai kredit sektor manufaktur yang sudah disalurkan sampai saat ini.

Penurunan tersebut tak lepas dari geliat industri manufaktur yang belakangan lesu lantaran sejumlah penutupan serta relokasi pabrik dari Indonesia ke kawasan lain yang lebih murah biaya produksi maupun tenaga kerjanya. BNI menilai potensi risikonya kredit di sektor tersebut saat ini lebih besar dibandingkan sektor lainnya.

Sebelumnya, Bank Dunia dalam Laporan Perkembangan Perekonomian Indonesia edisi Oktober 2011 mengungkapkan, ekspor manufaktur Indonesia bakal kena pengaruh paling berat dari perlambatan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Hal ini disebabkan kedua wilayah tersebut merupakan pasar utama bagi ekspor tekstil, pakaian, alas kaki, dan peralatan transportasi Indonesia.

Mengacu pada laporan keuangan selama semester pertama 2011, total kredit korporasi BNI senilai Rp 56,84 triliun. BNI menargetkan hingga akhir tahun ini penyaluran kredit korporasi bisa tumbuh 15% menjadi Rp 63,25 triliun.

Sebagian besar kredit korporasi BNI mengucur ke sektor infrastruktur. Selain itu BNI juga memberikan kredit ke sektor perkebunan, transportasi, pembangkut listrik, dan migas.

Kendati ada penurunan di sektor manufaktur dan ancaman krisis global, BNI optimistis target pertumbuhan kredit masih bisa tercapai hingga akhir tahun. BNI pun tidak berencana mengerem penyaluran kredit.

"Komitmen kredit yang sudah kami lakukan akan tetap berjalan. Hanya saja, untuk pengucuran kredit baru kami akan lebih hati-hati. Misalnya, untuk kredit ekspor dengan valas harus dipastikan dulu pendapatan debiturnya juga dalam dollar," terang Yap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×