Reporter: Feri Kristianto | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Portofolio investasi asuransi jiwa di keranjang saham pada pertengahan tahun ini berpotensi meningkat. Pemicunya, indeks harga saham yang turun mendorong nasabah asuransi membeli produk investasi berbasis saham. Tanda-tanda kenaikan itu terlihat pada beberapa perusahaan asuransi jiwa sejak kuartal I-2013.
Penelusuran KONTAN menemukan, portofolio saham di Prudential Life Assurance, Allianz Life Indonesia, dan Avrist Assurance tercatat menanjak. Berdasarkan laporan keuangan Prudential Life yang telah dipublikasikan, per akhir Maret 2013, porsi saham naik 18,4% menjadi Rp 21,3 triliun (year to date).
Allianz Life Indonesia juga mencatatkan kenaikan portofolio investasi di saham sebesar 9,6% menjadi Rp 5,2 triliun. Sedangkan porsi saham Avrist Life naik 13,1% menjadi Rp 3,2 triliun.
Iwan Pasila, Chief Financial Officer (CFO) AXA Mandiri Financial Services, menilai, tren seperti ini sudah lumrah terjadi. Biasanya, hal ini terjadi untuk dana kelolaan produk yang berkaitan investasi. Maklum, nasabah punya hak menentukan keranjang investasinya.
Menurut Iwan, nasabah kerap melakukan top up di saham ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurun. Sebaliknya, ada penarikan dana saat indeks saham naik. Tren ini sudah terjadi sejak lama. Jika indeks masih bergerak seperti sekarang, penempatan asuransi di saham masih akan bertambah.
Tapi Iwan meminta nasabah berhati-hati dan berkonsultasi dengan manajer investasi perusahaan. Pasalnya, keranjang saham cukup berisiko.
Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengamini pernyataan Iwan. Industri asuransi jiwa memang dekat dengan industri pasar modal. Kondisi pasar modal bisa berpengaruh ke portofolio asuransi. Nasabah sering memanfaatkan penurunan indeks untuk memperbesar porsi investasi di unitlink. "Ini baru awal, pasar masih luwes dan ada kemungkinan naik lagi," ujar dia.
Porsi investasi di efek pasar modal memang mendominasi asuransi jiwa. Tapi, akhir tahun lalu, porsi saham menyusut karena indeks naik. Sebagai gambaran, pada penutupan pekan lalu, IHSG melemah 2,71% menjadi 4.865,32.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News