Reporter: Issa Almawadi | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Langkah Bank CIMB Niaga untuk memangkas beban operasionalnya dengan menggelar Program Purna Karya Sukarela (PPKS) alias program pensiun dini, bakal terus berlanjut. Bahkan, bank dengan sandi saham BNGA sudah berhitung, program tersebut bakal menghemat dana hingga Rp 350 miliar per tahun.
Sejatinya, program tersebut sudah dilakukan di tahun ini. Bahkan jumlah pegawai CIMB Niaga sudah berkurang 1.119 orang dari 15.078 karyawan pada Juni 2015 menjadi 13.959 karyawan per September 2015.
"Hitungan kami, CIMB Niaga bisa hemat Rp 350 miliar dari PPKS. Bahkan, itu cuma hitungan gaji saja, belum lagi kantor dan lainnya," terang Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan dan Strategi Bank CIMB Niaga, Senin (7/12). Artinya, kata Razly, penghematan yang dilakukan CIMB Niaga bisa lebih dari nilai itu.
Razly juga mengungkapkan, penghematan melalui PPKS bisa mendorong laba CIMB Niaga mencapai rata-rata Rp 600 miliar per kuartal. Per September, CIMB Niaga sudah menggelontorkan dana hingga Rp 471 miliar untuk PPKS.
Berdasarkan catatan itu, biaya pegawai CIMB Niaga turun dari Rp 902 miliar di kuartal II 2015 menjadi Rp 829 miliar di kuartal III. Sementara, secara total, biaya pegawai CIMB Niaga hanya naik tipis 9,5% dari Rp 2,39 triliun hingga September 2014 menjadi Rp 2,63 triliun pada September tahun ini.
Di sisi lain, lanjut Razly, CIMB Niaga bakal kembali mengalami pengurangan karyawan atas rencana merger CIMB Niaga Auto Finance dan KITA Finance. "Unit auto loan di CIMB Niaga akan hilang. Tapi, nasabah masih bisa mengajukan pembiayaan auto dengan datang ke cabang CIMB Niaga untuk memperoleh tembusan ke CNAF," ucap Razly.
Adapun CNAF telah menerima persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidang Industri Keuangan Non Bank (IKNB) untuk melakukan penggabungan dengan KITAF.
Asal tahu saja, kinerja CIMB Niaga hingga September mengalami kemerosotan. Pada periode itu, laba bersih turun 88,5% dari Rp 2,23 triliun menjadi Rp 265 miliar.
Menurut Razly, penurunan laba bersih CIMB Niaga terkait dengan peningkatan beban provisi untuk mengcover kredit macet. Per September, beban provisi CIMB Niaga naik 163,6% dari Rp 1,51 triliun menjadi Rp 3,97 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News