kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek KPR tahun depan lebih mencuat


Selasa, 29 November 2016 / 06:41 WIB
Prospek KPR tahun depan lebih mencuat


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Efek pelonggaran aturan loan to value (LTV) kredit properti diprediksi akan terasa tahun depan. Itu pula yang membuat sejumlah bank yakin pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) akan lebih tinggi.

Ada dua bank pemain KPR bahkan berani menargetkan pertumbuhan KPR hingga dua digit di tahun 2017. Yakni Bank CIMB Niaga dan Bank Permata. "Kami targetkan pertumbuhan KPR sebesar 10% tahun depan," kata Lani Darmawan, Direktur Konsumer dan Ritel CIMB Niaga kepada KONTAN, Selasa (28/11).

Sejak relaksasi LTV dikeluarkan Agustus 2016 lalu, penyaluran KPR CIMB Niaga terus meningkat. Sejak Oktober 2016, CIMB Niaga mampu mencetak pertumbuhan KPR bulanan dua kali lipat ketimbang sebelum relaksasi LTV diberlakukan.

Selain karena LTV, KPR tumbuh juga karena strategi harga. Demi memenuhi target, CIMB akan menerapkan strategi cross selling. Selain itu, CIMB juga akan meningkatkan kerjasama pemasaran dengan pedagang perantara atau broker properti.

Serupa, Bank Permata juga menargetkan pertumbuhan KPR tahun 2017 sebesar 10%. Manajemen Bank Permata akan menerapkan dua strategi, yakni pada sisi suku bunga dan kemudahan proses.

Direktur Konsumer Bank Permata Bianto Surodjo mengatakan, pihaknya menawarkan inovasi produk, kecepatan proses, dan suku bunga yang menarik sebagai ujung tombak.

"Saat ini, secara umum, bisnis KPR di semester kedua lebih baik dari semester pertama," tutur Bianto, Senin (28/11).

Peningkatan ini terjadi baik dari jumlah aplikasi, persetujuan serta pengucuran kredit yang terus meningkat sejak Agustus hingga Oktober 2016. Tanpa menyebut angka, Bank Permata mengklaim ada penambahan yang cukup signifikan KPR ketimbang perolehan di semester I 2016.

Sebagai catatan, relaksasi LTV KPR merupakan angin segar bagi bisnis KPR perbankan. Maklum, lewat relaksasi itu, uang muka atau down payment (DP) KPR untuk rumah pertama yang tadinya 20%, turun menjadi 15%. Sedangkan DP rumah kedua yang semula sebesar 30%, kini turun menjadi 20%.

Demikian juga dengan DP KPR rumah ketiga dan seterusnya, yang sebelumnya minimal 40% turun menjadi 20%. Adapun DP untuk KPR rumah tipe kecil, malah digratiskan.

Konservatif

Berbeda dengan dua bank tadi, salah pemain utama di bisnis KPR, Bank Central Asia (BCA) justru hanya menargetkan pertumbuhan kredit properti pada tahun depan di level satu digit. Manajemen BCA menargetkan pertumbuhan KPR tahun depan hanya sekitar 8%. Pertumbuhan ini memang lebih tinggi dari asumsi perolehan di tahun 2016.

"Diharapkan pertumbuhan KPR tahun depan bisa lebih baik dibandingkan target akhir tahun ini yang sebesar 7% sampai 8%," kata Felicia Simon, Head of Consumer Loan BCA. Sebagai gambaran, per kuartal III 2016, pertumbuhan KPR BCA ini sekitar 7,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×