kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Punya banyak keunggulan, bisnis asuransi syariah potensial


Kamis, 17 Mei 2018 / 17:44 WIB
Punya banyak keunggulan, bisnis asuransi syariah potensial
ILUSTRASI.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi syariah masih potensial digarap, terlebih mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Maka tak heran, pelaku asuransi umum gesit mengeluarkan produk syariah, seperti baru dilakukan oleh PT Asuransi Wahana Tata (Aswata).

Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi mengamini hal tersebut, bahwa produk asuransi syariah mempunyai potensi bisnis yang besar hingga akhir tahun 2018. Menurutnya, produk syariah mempunyai keunggulan dibandingkan asuransi konvensional.

“Keunggulannya asuransi syariah secara layanan, semuanya sama saja. Tapi asuransi syariah lebih unggul karena dana dari tabarru atau dana kumpulan, dan biasa adanya semacam pembagian profit,” kata Christian kepada Kontan.co.id, Kamis (17/5).

Aswata mengelola asuransi syariah dalam sejumlah produk seperti, asuransi alat berat, asuransi marine cargo, asuransi kendaraan, asuransi properti dan lainnya. Sejumlah produk asuransi ini dipasarkan melalui bantuan perbankan, agen dan broker.

Dalam hal ini, perusahaan bekerja sama dengan beberapa bank syariah, untuk memasarkan produk syariah tersebut. Adapun bank syariah yang terlibat adalah Bank Mandiri, BRI, CIMB Niaga, OCBC dan Maybank Indonesia.

“Melalui kerja sama dengan bank itu, cukup efektif untuk memasarkan produk kami,” kata Christian.

Sayangnya kerja sama dengan sejumlah bank tersebut, belum hasilkan pendapatan premi yang signifikan bagi perusahaan. Dari Januari hingga April 2018, Aswata hanya berhasil kumpulkan premi Rp 4 miliar, atau naik 40% dari periode yang sama tahun lalu.

“Premi kami masih kecil yaitu per April hampir Rp 4 miliar. Naiknya bisa 40% karena kami mengganti strategi bisnis, setelah premi tahun lalu turun banyak,” jelasnya.

Meski demikian, pihaknya yakin sampai akhir tahun 2018, produk asuransi syariah Aswata bisa tumbuh hingga 50%. Namun, dia enggan menjelaskan secara detil strategi apa yang dilakukan perusahaan untuk meraih target tersebut. Tahun ini juga, Aswata belum ada niatan keluarkan produk asuransi syariah terbaru.

Adapun portofolio produk syariah Aswata, sebagian besar diinvestaskan ke deposito, sedangkan sisanya ditaruh ke reksadana syariah. Selain itu, tahun ini Aswata menargetkan pendapatan premi sekitar Rp 2,1 triliun, atau naik 10% dari total pendapatan premi tahun lalu Rp 1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×