Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejak hadir di penghujung 2021, layanan fast payment milik Bank Indonesia, yakni BI-Fast, berkembang semakin pesat. Sejumlah bank besar turut mencatatkan angka pertumbuhan positif.
BI Fast merupakan layanan transfer antar bank dengan biaya transfer yang ditetapkan sebesar Rp 2.500. Untuk pembagian komisinya, BI hanya menarik biaya senilai Rp 19 sementara sisanya, Rp 2.481, masuk ke pendapatan bank atau lembaga keuangan penyelenggara.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) misalnya. Dalam dua bulan pertama 2025 hingga hari ini, transaksi BI-Fast telah capai lebih dari 7,9 juta, tumbuh lebih dari 25% secara tahunan (yoy). Komisi yang dikempit BTN pun naik 7% dibanding tahun lalu.
Menurut SVP Digital Bank BTN, Thomas Wahyudi, pertumbuhan positif ini didorong oleh value proposition yang kuat dari fitur transfer BI-Fast seperti realtime transfer dengan nominal transfer yang terjangkau.
Baca Juga: BI Fast Bisa Digunakan untuk Transaksi Massal Mulai 21 Desember 2024
“Kami melihat tren positif ini sebagai bukti bahwa layanan transfer instan dengan biaya lebih terjangkau semakin menjadi bagian dari kebiasaan transaksi harian nasabah,” ujar Thomas Wahyudi, SVP Digital Bank BTN kepada Kontan, Senin, (24/3).
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pun tak mau kalah. Per Februari 2025, frekuensi transaksi BI Fast telah mencapai lebih dari 100 juta transaksi. Angka ini tumbuh 30% dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan komisinya juga melonjak 30%.
Yanto Masyap, SVP Digital Bank Mandiri bilang pertumbuhan ini didorong oleh mudah dan murahnya proses transfer antarbank.
“Pertumbuhan pengguna Livin' by Mandiri juga turut mendorong peningkatan transaksi BI Fast,” ujarnya.
Makin meningkat tiap ramadan
Selain murah dan mudah, kata Thomas momentum ramadan secara historis turut mendongkrak transaksi BI-Fast. Sebab, banyak nasabah yang melakukan transaksi antarbank untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun bisnis.
“Pola ini konsisten terlihat setiap tahun, di mana transaksi perbankan termasuk BI Fast mengalami lonjakan menjelang dan selama periode tersebut,” terang Thomas
BTN sendiri mencatat, jumlah transaksi BI Fast meningkat lebih dari 10%, sementara volume transaksinya naik lebih dari 7% dibandingkan dengan periode bulan biasa. Proyeksi Thomas, transaksi BI-Fast akan tumbuh lebih dari 10% di tahun ini.
Baca Juga: Semakin Populer, Layanan BI Fast Mulai Dongkrak Pendapatan Bank
Untuk mendukung target itu, BTN akan terus memperkuat performa infrastruktur layanan baik dari segi front-end channel seperti Balé by BTN hingga outlet, maupun dari back-end di sistem operasional dan call center yang beroperasi 24 jam.
Bank Mandiri juga sama. Momen ramadan membuat transaksi BI Fast naik hingga 5-10% di bulan ini. Menurut Yanto ini terjadi karena tingginya aktivitas transfer seperti pengiriman tagihan hari raya (THR).
Namun pada hari raya, transaksi cenderung menurun karena nasabah lebih banyak bertransaksi secara offline seperti melalui EDC dan QRIS. Ia memproyeksikan pertumbuhan ini akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
“Hal ini turut didukung oleh pengembangan fitur BI Fast Tagih Uang yang dihadirkan pada Livin' by Mandiri yang baru diluncurkan pada Desember 2024,” pungkas Yanto.
Selanjutnya: Jokowi dan SBY Masuk Jajaran Pengurus Danantara, Apa Tugasnya?
Menarik Dibaca: Bali Masih Diguyur Hujan Besok, Ini Perkiraan Waktunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News