kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rapor bank tahun 2013 masih kinclong


Senin, 10 Februari 2014 / 07:28 WIB
Rapor bank tahun 2013 masih kinclong
ILUSTRASI. Nanas


Reporter: Issa Almawadi, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Wahai Anda investor saham perbankan, siap-siap mengambil sikap. Hari ini (10/2), setidaknya ada tiga bank yang bakal melaporkan rapor kinerja. Mereka adalah Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank OCBC NISP. Bagaimana rapor masa lalu dan proyeksi kinerja masa mendatang?

Yang pasti, rapor perbankan tahun lalu masih kinclong. Coba lihat prestasi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank spesialis kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini mampu meraih laba Rp 21,16 triliun, naik 14,2% dibandingkan tahun 2012.
Kenaikan laba itu bersumber dari pendapatan operasional, yang tumbuh 16,2% menjadi Rp 65,4 triliun. Pertumbuhan kredit 23,7% menjadi Rp 430,62 triliun pun menjadi penopang.

Tahun ini, BRI memproyeksikan pertumbuhan kredit pada kisaran 15%-17%. "Proyeksi dana pihak ketiga (DPK) DPK, tumbuh 30% dan laba pada kisaran 10%-12%," tutur Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, Minggu (09/2).
Bagaimana nasib bank lain? Mari kita cermati Bank Mandiri. Bank dengan aset terbesar ini diprediksi masih mampu membukukan kenaikan laba.

Hingga akhir September 2013, laba bersih Mandiri sukses tumbuh 15,1% year-on-year menjadi Rp 12,8 triliun. Ramalan JP Morgan, laba tahun 2013 Bank Mandiri diprediksi naik 6,5% (Harian KONTAN 3 Februari 2014).

Target optimistis

Namun, menatap tahun ini, Bank Mandiri tampak pesimistis. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya bertekad menjaga margin bunga bersih (NIM) di level 5%-5,5%. Dengan pertimbangan tren suku bunga yang terus mendaki, Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan Mandiri menghitung, laba berpotensi tumbuh 5%-10%.

"Bunga (deposito) naik bagaimana laba bisa naik tinggi. Kecuali bunganya murah," ujar Budi beberapa waktu lalu. Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, memproyeksikan pertumbuhan kredit, DPK, dan laba lebih optimistis yakni pada kisaran 15%-20%.

Pencapaian target ini bakal mengandalkan pertumbuhan pendapatan bunga, fee based dan efisiensi.
"Tahun ini memang melambat, tapi tergantung dari kondisi makro tahun ini," ujar Parwati. Sayangnya, Parwati enggan buka-bukaan soal rapor kinerja tahun 2013.

Herwidayatmo, Wakil Direktur Utama Bank Permata menyatakan, pihaknya membidik pertumbuhan kredit sebesar 16%-17%, sesuai dengan arahan Bank Indonesia (BI). Soal laba tahun 2013, "Tunggu publikasi laporan keuangan kami yang akan dilakukan pada akhir Februari," terang Herwid. Sementara, Herwid memproyeksikan, Permata bisa membukukan pertumbuhan DPK sebesar 14%. 

Perbankan kecil pun tak kalah optimistis. Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana membidik kenaikan laba sebesar Rp 15 miliar. Bank Ina berupaya mempertahankan NIM sekitar 4,2%, atau turun tipis dari posisi 4,58% di tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×