Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kado dari Standard & Poor's (S&P) untuk Indonesia berupa rating investment grade membawa angin segar pada perkembangan pasar modal. Akibatnya, aliran dana asing yang masuk ke surat utang dalam negeri semakin deras.
Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak dan meningkatkan investor reksadana. Kabar ini menjadi berkah bagi beberapa manajer investasi (MI). Bahkan sejumlah MI sudah meraih dana kelolaan melebihi target sampai akhir tahun.
PT Avrist Asset Management (Avram) misalnya telah memperoleh asset under management (AUM) per Mei 2017 sebesar Rp 1,67 triliun. Padahal, targetnya hanya Rp 1,5 triliun hingga akhir 2017.
"Kondisi pasar modal memang sedang mendukung, dampak S&P cukup positif mendorong investor yang tadinya menahan masuk ke pasar modal dan sekarang perlahan mulai berani masuk," ujar Direktur Avrist Asset Management Hanif Mantiq.
Ia optimistis, Avram bakal mencetak kinerja kinclong hingga tutup tahun ini. Karena itu, Avram mengerek target dana kelolaan hingga akhir tahun ini menjadi Rp 2 triliun.
Mengincar ritel
Demi mendongkrak target AUM, Avram menerbitkan produk anyar. Rencananya ada enam produk baru meluncur tahun ini. "Dua produk itu diantaranya terproteksi dan sukuk yang membagikan dividen," jelas Hanif. Selain itu, Avram juga akan menambah penjualan ke segmen ritel.
Dana Bahana TCW Investment Management juga sudah melebihi target. Soni Wibowo, Direktur Bahana TCW Investment Management mengatakan, perolehan AUM hingga Mei 2017 sebesar Rp 43 triliun, melesat 13,16% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Hingga akhir 2017, Bahana menargetkan dana kelolaan Rp 42 triliun. "Sampai saat ini kami belum merevisi target karena masih menunggu kondisi pasar," ujar Soni.
investor institusi masih menjadi kontribusi terbesar dana kelolaan Bahana. "Ritel tetap menjadi fokus kami untuk produk-produk yang berisiko rendah. Kami tidak mematok target tertentu, tergantung demand saja," kata dia.
Sementara, Plt CEO PT Sucor Asset Management Jemmy P. Wawointana menuturkan dana kelolaan per Mei 2017 sebesar Rp 4,7 triliun melonjak 34,28% dibandingkan akhir tahun lalu.
Adapun hingga tutup tahun ini, Sucor menargetkan bisa memiliki dana kelolaan Rp 5,3 triliun. Nominal tersebut naik 26,19% dibandingkan realisasi akhir 2016 yang mencapai Rp 4,2 triliun. "Saat ini, jumlah investor bertambah dari distribusi yang menjual langsung ke ritel," kata Jemmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News