Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kian gencar menyalurkan pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) melalui Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) sebagai bisnis utamanya.
Buktinya sampai dengan April 2012 saja, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sudah bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2,4 triliun. Pencapaian tersebut, sama dengan 77,4% dari target yang ingin diraih PNM di akhir tahun ini yang sebesar Rp3,1 triliun.
Anton Mart Irianto, Sekretaris Perusahaan PNM menuturkan sala satu faktor besarnya minat pelaku UMK mendapatkan pembiayaan dari PNM tak lain karena perseroan tak hanya memberikan modal semata, tapi juga memberikan layanan non finansial berupa jasa manajemen (capacity building). Saat ini setiap nasabah ULaMM akan mendapatkan layanan jasa manajemen seperti pelatihan dan pendampingan.
Misalnya saja hari ini, (8/5) PNM memberikan pelatihan kepada nasabah ULaMM yang ada di Kediri. Pelatihan tersebut diikuti oleh 80 peserta dari berbagai jenis usaha. "Mereka tidak hanya butuh pembiayaan, tetapi juga butuh peningkatan kualitas. Dengan perpaduan tersebut diharapkan bisa memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kinerja UMK," kata Anton.
Saat ini PNM memiliki 447 kantor ULaMM dan tersebar di 26 Provinsi seluruh Indonesia. Selain itu PNM juga memiliki 22 Kantor Cabang dan 76 Klaster. Sehingga total kantor yang dimiliki PNM ada sebanyak 580 unit.
Rencananya PNM akan menambah sekitar 100 kantor cabang baru di Indonesia bagian timur, Jambi, Solo, Jember dan Lampung. Jika satu kantor cabang membutuhkan dana sekitar Rp 100 juta, itu artinya pembangunan 100 kantor baru tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp10 miliar. Dengan penambahan cabang tersebut diharapkan dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan PNM di tahun depan.
Sedangkan dana pembangunan kantor akan diperoleh dari hasil penjualan obligasi yang akan dilakukan pada semeter pertama tahun ini. Nilai emisi obligasinya mencapai sekitar Rp 500 miliar, dimana sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News