kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Relaksasi Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Pertebal Pencadangan


Minggu, 09 April 2023 / 15:27 WIB
Relaksasi Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Pertebal Pencadangan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di salah satu bank anggota Himbara di Bintaro, Tangerang Selatan, banten, Senin (20/3/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/03/2023.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

Walau begitu, kenaikan suku bunga kredit disebut akan menimbulkan peningkatan biaya bagi debitur. Oleh karena itu Bank Mandiri berhati-hati dalam merespons tren kenaikan suku bunga, serta tetap menjaga tingkat suku bunga yang kondusif dengan memperhatikan perkembangan kondisi usaha dari debitur Restrukturisasi Covid.

Tak berbeda, Bank BTN juga sudah menyiapkan pencadangan yang mencukupi untuk mengantisipasi hal ini, sekitar Rp 3 triliun - Rp 3,5 triliun tahun ini.

Pencadangan ini sebagai persiapan dan alokasi biaya seandainya kualitas kredit turun. Dengan pencadangan yang makin tinggi, bank lebih siap menghadapi berbagai kondisi. Misalnya, kondisi ekonomi memburuk sehingga mempengaruhi kualitas kredit. Tahun ini, BTN akan menjaga NPL di bawah 3%.

Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo bilang, jumlah restrukturisasi covid tinggal Rp 34 triliun dari yang awalnya Rp 69 triliun, dan tiap bulan turun terus Rp 2 triliun-Rp 3 triliun.

"Jadi memang akan selesai di akhir 2023. Untuk sektor yang tidak dilanjutkan relaksasi perpanjangan restru covid, ya kita akan ikuti kebijakan regulator. Yang tidak mampu bayar diperkirakan di kisaran 5-7% akan flow ke NPL tahun ini," katanya.

Sementara, Bank BRI mengaku akan terus melakukan restrukturisasi bagi debitur yang benar-benar terdampak namun memiliki prospek, beritikad baik untuk membayar serta memiliki cashflow.

"Apabila tidak, akan didorong ke penyelesaian," ungkap Corporate secretary BRI Aestika Oryza Gunarto.

BRI juga akan selektif menyalurkan kredit pada sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur yang minim seperti pertanian, industri bahan kimia, makanan dan minuman. Serta selektif menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis mereka.

BRI pun optimistis dapat menjaga NPL di kisaran 2,6%-2,8% di tahun ini, dengan menjaga pencadangan yang memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×