Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tahun 2017 tak banyak berubah dari tahun ini. Asmawi Syam, Direktur Utama BRI mengatakan, pihaknya sedang menyusun rencana bisnis 2017. Tampaknya, perbankan masih tumbuh positif, namun pertumbuhan tak terlalu banyak berubah.
“Misalnya, untuk rencana organik BRI mengincar pertumbuhan kredit antara 15%-17% di 2017,” kata Asmawi, Selasa (15/11). Nah, dari target tersebut untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan tumbuh 20%, dan segmen kredit korporasi tumbuh 10% dengan sektor infrastruktur yang menjadi andalan.
Asal tahu saja, bank pelat merah ini membidik pertumbuhan kredit sekitar 15%-17% di tahun 2016 ini dengan andalan segmen kredit di mikro dan kecil. Dengan asumsi pertumbuhan kredit itu, maka penyaluran kredit akan sekitar Rp 642,20 triliun-Rp 653,37 triliun per akhir 2016 dari posisi akhir tahun tahun 2015 sebesar Rp 558,43 triliun.
Kuswiyoto, Direktur Kelembagaan BRI menambahkan, untuk kredit korporasi masih banyak mengalir ke segmen infrastruktur seperti listrik, transmisi listrik, jalan tol, pelabuhan dan logistik. Sedangkan korporasi yang paling besar menerima kredit adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Bulog.
Selain pertumbuhan organik, bank papan atas ini juga mencanangkan pertumbuhan anorganik untuk tahun 2017. Asmawi menambahkan, pihaknya masih tertarik untuk memiliki perusahaan sekuritas karena BRI belum memiliki perusahaan yang bergerak pada segmen ini. “Kami sedang melihat adakah perusahaan sekuritas yang mau diakuisisi,” tambahnya.
Sayang, Asmawi belum dapat menyampaikan secara detail rencana pertumbuhan anorganik ini karena masih proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BRI, kemudian akan masuk dalam RBB. Jadi, BRI akan mempersiapkan modal yang dibutuhkan untuk rencana bisnis anorganik.
Informasi saja, di tengah perlambatan ekonomi, BRI masih mencatat pertumbuhan yang stabil. Misalnya, kredit tumbuh 16,3% menjadi Rp 603,46 triliun per September 2016, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,9% menjadi Rp 665,52 triliun per September 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News