Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bank besar PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) telah merilis laporan keuangan kuartal III-2018.
Untuk Bank Mandiri pada kuartal III-2018 mencatat rasio kredit bermasalah (NPL) gross 3,01% atau turun jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 3,75%. Begitu pula BNI mencatat NPL gross sampai kuartal III-2018 yang sebesar 2%, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8%.
Namun ternyata dibalik kredit bermasalah yang turun ini, dua bank besar ini melakukan restrukturisasi dan hapus buku yang cukup masif. Bahkan hapus buku Bank Mandiri dan BNI sampai kuartal III-2018 naik dibandingkan periode sama 2017.
Berdasarkan data dalam analyst meeting sampai kuartal III-2018 yang dipublikasikan di laman website dua bank. Bank Mandiri mencatat hapus buku Rp 2,7 triliun pada kuartal III-2018 atau naik 27% secara tahunan atau year on year (yoy).
Dalam analyst meeting ini, disebut hapus buku Bank Mandiri banyak dilakukan di sektor yang mempunyai NPL cukup tinggi seperti middle corporate, UKM dan konsumer. Sedangkan BNI mencatat jumlah kredit yang dihapus buku Rp 5,4 triliun di kuartal III-2018 atau naik 5,2% yoy.
Sedangkan untuk kredit yang direstrukturisasi Bank Mandiri pada kuartal III-2018 sebesar Rp 1,2 triliun dan Bank BNI Rp 29,3 triliun.
Restruktusasi kredit Bank Mandiri ini mayoritas dilakukan dengan perpanjangan tenor sebanyak 96% dan 2,8% diantara adalah dengan perpanjangan tenor dan pengurangan bunga.
Sedangkan BNI dalam analyst meeting disebut bahwa restrukturisasi kredit banyak dilakukan di segmen korproasi misalnya di pemberian kredit independent power producer Rp 243 miliar.
Selain ada juga restrukturisasi di segmen menengah misalnya di industri kabel Rp 70 miliar, industri sistem keamanan perdagangan Rp 69 miliar dan perdagangan semen Rp 68 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News