kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Risiko Kredit Perbankan di Segmen UMKM Mulai Melandai


Kamis, 06 Juni 2024 / 19:27 WIB
Risiko Kredit Perbankan di Segmen UMKM Mulai Melandai
ILUSTRASI. Kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terlihat mulai melandai. KONTAN/Baihaki/15/4/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit bermasalah atau non perfoming loan (NPL) segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terlihat mulai melandai. 

Berdasarkan data Bank Indonesia NPL Kredit UMKM di Maret 2024 menjadi 3,98% setelah bulan-bulan sebelumnya meningkat. Di Januari misalnya berada di level 4,05% dan  Februari 4,09%. 

Sejumlah perbankan juga mengakui kondisi NPL UMKM menurun. Seperti PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang mengakui NPL UMKM terjaga dengan baik dan mengalami penurunan. 

Corporate Secretary BTN, Ramon Armando mengatakan, hingga akhir April 2024 NPL SME atau UMKM BTN berada di level 3% menurun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 4,83%.

Baca Juga: Sejumlah Bank Ini Membukukan Pemburukan Rasio Kredit Macet (NPL)

"Jadi malah ada penurunan NPL. Kami berharap bisa mempertahankan rasio NPL UMKM di bawah 3%," ujar Ramon kepada kontan.co.id, Kamis (6/6). 

Ramon menyebut, akan lebih selektif lagi dalam menyalurkan kredit bagi UMKM. Namun begitu pihaknya tetap akan menggenjot penyaluran kredit UMKM.

"Sehingga kami banyak membuka Kantor cabang pembantu atau KCP-KCP khusus yang melayani kredit UMKM. Dengan pembukaan KCP UMKM di berbagai daerah ini, kami berharap proses pengajuan kredit akan lebih cepat," katanya.

Adapun General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Sunarna Eka Nugraha menyampaikan, kualitas kredit khususnya di segmen UMKM menjadi salah satu fokus utama BNI ke depan. Per Mei 2024, rasio NPL kredit produktif sampai Rp 1 miliar BNI terjaga di angka 3,3%.

"Kondisi NPL di segmen UMKM BNI saat ini masih terjaga dan kami proyeksikan tidak terlalu terpengaruh oleh berakhirnya restrukturisasi covid-19," ucap Sunarna.

Ia juga optimis, sampai dengan akhir tahun, rasio NPL kredit produktif sampai dengan Rp 1 miliar BNI dapat dijaga di angka kurang dari 3%. Dalam menjaga kualitas kredit UMKM, upaya yang BNI lakukan antara lain, selected market dengan fokus menggarap value chain korporasi, nasabah potensial, digital ecosystem, dan mitra kerjasama.

Selain itu, melakukan standarisasi proses dengan digitalisasi end-to-end proses kredit, dan penggunaan scoring system yang terkalibrasi secara berkala dalam proses kredit.

PT Bank Central Asia (BCA) juga mengaku NPL di segmen UMKM terjaga dengan baik. Secara keseluruhan, NPL BCA di kuartal I 2024 sebesar 1,9%.

Baca Juga: KB Bank Bukukan Pertumbuhan Kredit Baru Senilai Rp1,1 Triliun

BCA juga disebut Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menjaga nilai CKPN yang memadai, dengan NPL coverage sebesar 220,3% dan LAR coverage sebesar 71,9%. Biaya pencadangan akan senantiasa kami review sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi perekonomian Indonesia. 

Hera menerangkan, BCA memberikan suku bunga spesial untuk kredit UMKM berbasis lingkungan sosial dan tata kelola (LST) dan pengusaha wanita. Sebagai hasilnya, hingga Maret 2024, pembiayaan UMKM naik 12,1% YoY mencapai Rp 117,7 triliun. 

"Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) berada di angka 6,6% pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8%," jelasnya.

Sementara itu Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menilai, penurunan NPL yang hanya sedikit, bisa jadi karena keran hapus buku dibuka dan atau kredit tumbuh, sehingga NPL turun.

"Tren NPL akan naik sedikit sampai akhir tahun. Oleh karena itu perbankan harus lebih selektif dalam memilih calon debitur, agresif tapi prudent dan menyediakan cadangan yang cukup agar dapat menjaga agar tidak adanya pemburukan," ujar Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×