kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rugi Bank BNP membengkak jadi Rp 56 miliar di akhir 2017


Selasa, 27 Maret 2018 / 21:18 WIB
Rugi Bank BNP membengkak jadi Rp 56 miliar di akhir 2017
ILUSTRASI. Bank Nusantara Parahyangan atau Bank BNP


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) mencatat kerugian mencapai Rp 56 miliar di akhir 2017. Kerugian ini disebabkan karena meningkatnya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Hideki Nakamura, Presiden Direktur Bank BNP mengakui, memang sepanjang 2017 bank mencatat rugi Rp 56 miliar atau berbanding terbalik dengan 2016 yang masih laba Rp 8 miliar.

"Ini karena meningkatnya biaya cadangan kerugian pengurangan nilai atau CKPN," kata Hideki kepada kontan.co.id, Selasa (27/3). Biaya CKPN ini sekitar 23% terhadap beban operasional di luar beban bunga.

Rugi di 2018 ini juga karena kenaikan litigasi dan adanya pembayaran pajak kurang bayar pajak penghasilan, pph 21, pph 23. Hal ini terjadi selama 2013-2014 yang dibebankan pada 2017 sebesar Rp 17 miliar.

CKPN membesar karena rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bruto bank di akhir 2017 lalu mencapai 6,57%. Sementara itu, bank kurang efisien dalam penyaluran kredit, terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tembus sampai 108%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×