Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) mencatat kerugian mencapai Rp 56 miliar di akhir 2017. Kerugian ini disebabkan karena meningkatnya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Hideki Nakamura, Presiden Direktur Bank BNP mengakui, memang sepanjang 2017 bank mencatat rugi Rp 56 miliar atau berbanding terbalik dengan 2016 yang masih laba Rp 8 miliar.
"Ini karena meningkatnya biaya cadangan kerugian pengurangan nilai atau CKPN," kata Hideki kepada kontan.co.id, Selasa (27/3). Biaya CKPN ini sekitar 23% terhadap beban operasional di luar beban bunga.
Rugi di 2018 ini juga karena kenaikan litigasi dan adanya pembayaran pajak kurang bayar pajak penghasilan, pph 21, pph 23. Hal ini terjadi selama 2013-2014 yang dibebankan pada 2017 sebesar Rp 17 miliar.
CKPN membesar karena rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bruto bank di akhir 2017 lalu mencapai 6,57%. Sementara itu, bank kurang efisien dalam penyaluran kredit, terlihat dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tembus sampai 108%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News