kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.603   33,00   0,20%
  • IDX 8.230   -21,21   -0,26%
  • KOMPAS100 1.128   -2,50   -0,22%
  • LQ45 795   -5,49   -0,69%
  • ISSI 294   2,49   0,85%
  • IDX30 415   -3,32   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,66   -1,20%
  • IDX80 124   -0,45   -0,36%
  • IDXV30 134   -0,60   -0,45%
  • IDXQ30 130   -1,46   -1,11%

Saham Bank-Bank Besar Masih Menarik, Cermati Rekomendasi Analis


Jumat, 10 Oktober 2025 / 05:39 WIB
Saham Bank-Bank Besar Masih Menarik, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin (11/8/2025). Kinerja bank-bank besar di kuartal III-2025 tengah menjadi sorotan pasar. Laporan laba yang akan jadi penentu arah bisnis perbankan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja bank-bank besar di kuartal III-2025 tengah menjadi sorotan pasar. Laporan laba yang akan segera dirilis diperkirakan menjadi penentu arah bisnis perbankan hingga akhir tahun.

Namun, realisasi laba hingga Agustus masih tertinggal dari proyeksi konsensus analis.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, baru mencatatkan laba Rp 32,6 triliun hingga Agustus 2025. Padahal, konsensus Bloomberg memperkirakan capaian laba BRI di sembilan bulan pertama mencapai Rp 41,05 triliun. 

Artinya, BRI harus meraup tambahan Rp 8,4 triliun hanya dari kinerja bulan September untuk bisa sesuai target.

Baca Juga: BCA Targetkan Pertumbuhan Kredit hingga 8% pada Semester-II 2025

Situasi serupa juga dialami PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Hingga Agustus, laba bank pelat merah itu tercatat Rp 30,65 triliun. Angka tersebut masih di bawah prediksi analis yang memperkirakan laba tiga kuartal BMRI mencapai Rp 36,93 triliun.

Menurut Analis Senior Bloomberg Sarah Jane Mahmud, perbankan masih menunjukkan perbaikan likuiditas. Hal ini tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) empat bank besar yang naik 11,2% secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit yang hanya 9,4%. 

 

Meski begitu, Sarah menyoroti persaingan ketat dalam menarik deposito dolar AS, terutama dengan rencana kenaikan bunga deposito hingga 4% pada November mendatang. Kondisi ini berpotensi menekan margin bunga bersih (NIM), sementara risiko kualitas aset tetap harus diwaspadai.

“Penyaluran kredit kemungkinan meningkat berkat stimulus baru. Namun, bila porsi kredit untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dipaksa naik, kualitas aset bisa terganggu dan biaya kredit berisiko melampaui perkiraan 6%,” ujar Sarah dalam risetnya, Kamis (9/10).

Baca Juga: BCA Targetkan Pertumbuhan Kredit hingga 8% pada Semester-II 2025

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menambahkan bahwa pertumbuhan kredit masih berpotensi meningkat dari posisi Agustus yang naik 7,56%. Meski begitu, ia memperkirakan secara realistis pertumbuhan hanya akan berada di kisaran 8%–9% hingga akhir tahun. 

Dari empat bank besar, Mandiri menjadi yang paling agresif dengan pertumbuhan kredit 10,74% secara tahunan, sementara BCA berpotensi menyusul dengan 9,27% hingga Agustus.

Indy juga menilai saham bank besar tetap menarik, khususnya BBCA dan BMRI. Ia merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga Rp 8.500–Rp 9.000 per saham, serta BMRI dengan target Rp 5.000.

Sejalan dengan itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, melihat peluang bank besar mencetak pertumbuhan kredit dua digit masih terbuka lebar. Bank Indonesia pun menargetkan pertumbuhan kredit di rentang 8%–11% tahun ini. 

Baca Juga: OJK: Bank Masih Bisa Revisi Target Bisnis hingga Akhir Semester I-2025

“Batas atas target BI memberi ruang bagi bank untuk mempercepat ekspansi, terutama pada kredit korporasi dan sektor unggulan seperti pertambangan,” jelasnya.

Dengan capaian laba yang masih tertinggal, sektor kredit dipandang menjadi penopang utama kinerja bank besar hingga akhir tahun. Kini pasar menanti, apakah big banks mampu mengejar ekspektasi konsensus dalam tiga bulan terakhir 2025.
 

Selanjutnya: Stimulus Deras, Pertumbuhan Ekonomi Masih Terbatas

Menarik Dibaca: Cara Stitch Video di TikTok Bisa Hasilkan Uang? Simak Panduannya Berikut Ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×