kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.296   -70,00   -0,43%
  • IDX 7.065   -110,75   -1,54%
  • KOMPAS100 1.025   -19,53   -1,87%
  • LQ45 796   -18,81   -2,31%
  • ISSI 225   -1,20   -0,53%
  • IDX30 416   -10,01   -2,35%
  • IDXHIDIV20 494   -14,82   -2,91%
  • IDX80 115   -2,20   -1,87%
  • IDXV30 119   -2,04   -1,69%
  • IDXQ30 136   -3,44   -2,46%

OJK: Bank Masih Bisa Revisi Target Bisnis hingga Akhir Semester I-2025


Jumat, 09 Mei 2025 / 17:46 WIB
OJK: Bank Masih Bisa Revisi Target Bisnis hingga Akhir Semester I-2025
ILUSTRASI. Dengan pertumbuhan kredit yang hanya mencapai 9% memunculkan potensi revisi target kredit hingga akhir tahun 2025.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja penyaluran kredit perbankan kurang memuaskan, setidaknya hingga kuartal I-2025. Dengan pertumbuhan kredit yang hanya mencapai 9% memunculkan potensi revisi target kredit hingga akhir tahun 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, bank masih memiliki kesempatan untuk melakukan revisi target. Adapun, batas waktu untuk melakukan revisi adalah akhir semester I atau Juni 2025.

Untuk saat ini, Dian menyebutkan belum ada perubahan signifikan terkait target perbankan hingga akhir tahun. Ini berdasarkan hasil pertemuan OJK dengan para bankir.

“Secara umum tidak terdapat penyesuaian yang signifikan pada target pertemuan kredit di 2025. Walaupun perbankan memiliki kesempatan untuk revisi target dengan mempertimbangkan dinamika performance global dan domestik,” ujar Dian, Jumat (9/5).

Baca Juga: Sejumlah Bank Digital Beberkan Rencana Bisnis Bank untuk Tahun 2025

Lebih lanjut, Dian menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan industri perbankan. Terlebih, jika terdapat faktor-faktor yang mengakibatkan perlunya dilakukan penyesuaian OJK bersama pemangku kepentingan lain yang tergabung dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau KSSK.

“Kami berkoordinasi dengan berbagai kebijakan untuk meminimalkan dampak ketidakpastian terhadap sistem keuangan maupun perekonomian Indonesia secara menyeluruh,” ujar Dian.

Dian menyadari ada beberapa tantangan yang membuat pertumbuhan kredit di perbankan cukup lesu. Hal utamanya adalah tingginya ketidakpastian global.

Dian menyebutkan tiga hal yang mengakibatkan ketidakpastian tersebut. Mulai dari lambatnya penurunan suku bunga acuan bank sentral, khususnya The Fed, tarif impor AS hingga konflik India Pakistan.

Baca Juga: Berikut Rencana Bisnis Bank Milik Investor Korea dan Jepang di 2025

Ia bilang lambatnya pertumbuhan kredit juga sejalan dengan rilis BPS yang menunjukkan ekonomi nasional tumbuh sebesar 4,87% pada kuartal I-2025 dan terkontraksi sebesar 0,98% jika dibandingkan dengan kuartal IV-2024.

“OJK secara aktif membantu dampak ketidakpastian global tersebut terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan domestik,” tandasnya.

Selanjutnya: Pembiayaan Baru Adira Finance Rp 10,3 Triliun per April 2025, Didominasi Otomotif

Menarik Dibaca: DANA Pastikan Pelatihan UMKM Perempuan dan Disabilitas Berjalan Inklusif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×