Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemberitaan tentang bank digital mendapat porsi yang luas di berbagai media dan ruang diskusi masyarakat sejak awal tahun ini. Seiring dengan pemberitaan yang masif, berbagai saham bank yang bertransformasi menjadi bank digital ikut merangsek naik.
Salah satu saham yang mengalami kenaikan signifikan adalah saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB).
Nilai saham BBYB mengalami kenaikan cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir, yang mana pada awal Februari masih berada di posisi Rp 340 per saham, kini meningkat menjadi Rp 810 per saham per penutupan bursa kemarin (24/2), atau meningkat sebesar 238%.
Dalam sepekan terakhir, saham BBYB mengalami kenaikan 63,31% dan mengalami kenaikan selama tiga hari beruntun.
Bank Neo Commerce (BNC), yang sebelumnya dikenal dengan Bank Yudha Bhakti, mengumumkan pelaksanaan right issue untuk mendapatkan suntikan modal guna memenuhi Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Pemenuhan modal inti minimum bank melalui skema Penawaran Umum Terbatas dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Para pemegang saham utamanya salah satunya PT Akulaku Silvrr Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam PUT ini. Melalui aksi korporasi ini, diharapkan perseroan akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 249,82 miliar.
Melihat fenomena tersebut, Tjandra Gunawan, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce mengatakan bahwa transformasi digital yang dilakukan oleh BNC ini disambut baik oleh para stakeholder perseroan, termasuk para investor.
“Kenaikan harga saham BBYB yang cukup signifikan beberapa waktu ini mendapat perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Kami sangat senang karena hal ini menunjukkan bahwa antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap bank digital semakin tinggi. Hal ini memperkuat optimisme kami sebagai bank digital dengan visi kami, Banking Above and Beyond," terangnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (26/2).
Antusiasme masyarakat terhadap layanan bank digital sejalan dengan hasil survei Inventure Indonesia dan Alvara Research Center yang menyebutkan bahwa penetrasi digital semakin masif di sektor perbankan. Layanan berbasis digital seperti internet dan mobile banking semakin sering digunakan oleh para nasabah.
Masyarakat menilai berbagai layanan digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan. Tak ayal, banyak transformasi digital yang makin masif dilakukan oleh perbankan termasuk BNC.
Bank Neo Commerce selalu berupaya untuk melakukan inovasi guna meyakinkan masyarakat agar menggunakan bank digital dalam pengelolaan keuangan mereka. Salah satu upaya untuk memperkenalkan identitas baru sebagai neo bank dan memberikan neo customer experience sebagai bagian dari transformasi digitalnya kepada masyarakat, BNC membuka pameran di Ashta @ District 8 SCBD, Jakarta.
Hal ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda untuk lebih peduli dengan keuangan, tentunya dengan cara yang sesuai dengan kebiasaan serta kebutuhan mereka.
Upaya lain yang dilakukan BNC, yaitu dengan melakukan kerja sama dengan berbagai perusahaan digital ternama, diantaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Kerja sama ini dilakukan untuk mewujudkan pengalaman perbankan digital yang aman dan terlindungi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi atas kerahasiaan data mereka.
Kinerja keuangan BNC masih tetap terjaga tahun 2020. Meskipun dihadapkan dengan tantangan pandemi Covid-19, perseroan masih berhasil mencatatkan untung. Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 1,9 miliar per kuartal III 2020, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 12,6 miliar.
Aset BNC tercatat mencapai Rp 4,2 triliun pada periode tersebut. Kredit yang disalurkan mencapai Rp 2,96 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp 3,07 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News