kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Salurkan KUR, Bank Mandiri bidik 1.000 TKI


Senin, 09 Mei 2016 / 16:09 WIB
Salurkan KUR, Bank Mandiri bidik 1.000 TKI


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Mandiri menargetkan bisa menyalurkan KUR TKI sebesar Rp 500 miliar sampai akhir tahun. Karena itu, Mandiri mulai menggelar program pelatihan “Mandiri Sahabatku” di Malaysia, Hong Kong dan Korea pada awal Mei ini hingga 20 November 2016. Harapannya, sekitar 1.000 TKI akan ikut serta dalam program tahun ini.

Sebagai gambaran, pada akhir April 2016, Mandiri tercatat belum melakukan penyaluran KUR ke TKI. Padahal, targetnya sampai akhir 2016 ini, Mandiri harus memenuhi target Rp 500 miliar penyaluran KUR untuk TKI.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, perseroan siap untuk memberikan dukungan pembiayaan kepada buruh migran Indonesia untuk pengembangan usaha, misalnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pasalnya, bunga KUR yang saat ini 9% diyakini akan cukup menarik bagi para TKI untuk membantu permodalan.

”Langkah ini merupakan upaya kami sebagai perusahaan milik negara, untuk membantu para buruh migran agar mampu mandiri saat kembali ke Tanah Air,” kata Rohan, Senin (9/5).

Rohan mengatakan, sebagai kelanjutan kelas Entrepreneurship di luar negeri, Bank Mandiri juga memberikan bimbingan kepada TKI Purna Alumni Mandiri Sahabatku dalam bentuk program Bapak Asuh, yang telah dikenal sebagai Program Dadi Majikan (PDM).

Sejak kali pertama penyelenggaraan pada 2011, program Mandiri Sahabatku ini telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 8.377 TKI yang bekerja di tiga negara tersebut. 

Dari pelatihan tersebut, banyak peserta yang kemudian memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dan bekerja di Indonesia sebagai pelaku usaha, seperti usaha salon, minimarket, bengkel motor, penjahit dan toko.

“Mereka kemudian menjadi mitra perseroan dalam mensosialisasikan Mandiri Sahabatku, sekaligus menjadi pendamping dan fasilitator para TKI dalam mengembangkan usaha,” ungkap Rohan di Jakarta, Senin (9/5).

Program Mandiri Sahabatku memiliki empat pilar utama, yaitu mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, menyejahterakan keluarga dan lingkungan, serta mencerdaskan bangsa.

Program pelatihan kewirausahaan ini terbagi dalam 3 tahapan pelatihan, yaitu pra penempatan, penempatan dan pasca penempatan. Tahap pra penempatan diperkenalkan kepada calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri. Selanjutnya, pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan.

“Kami juga akan memberikan pelatihan kepada TKI yang sudah kembali ke Indonesia, seperti yang kami lakukan di NTT. Tujuannya, supaya dapat mengakselerasi pengembangan bisnis sehingga BMI tidak tergoda untuk kembali ke luar negeri,” jelas Rohan.

Peserta pelatihan Mandiri Sahabatku, lanjut Rohan, tidak dipungut biaya atau gratis. "Mandiri Sahabatku memiliki visi menciptakan pengusaha baru dari kalangan TKI, sehingga mereka nantinya dapat menjadi ‘majikan’ di negeri sendiri,” ujar Rohan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×