kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Sebanyak 400.000 kartu kredit ditutup paksa


Rabu, 26 Agustus 2015 / 14:00 WIB
Sebanyak 400.000 kartu kredit ditutup paksa


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) memperkirakan, sebanyak 400.000 kartu kredit akan ditutup paksa tahun ini. Penutupan kartu kredit ini tak lain sebagai buntut dari pembatasan kepemilikan sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012.

Steve Martha, General Manager AKKI mengungkapkan, dari hasil penyisiran data yang dilakukan pelaku industri, sebanyak 460.000 kartu kredit dari total 16 juta-16,5 juta kartu kredit beredar saat ini berpotensi ditutup.

Namun, beberapa nasabah di antaranya melakukan pengkinian data dan melengkapi dokumen persyaratan terbaru. Sehingga, mereka yang telah melakukan pengkinian data dianggap layak untuk mempertahankan kepemilikannya.

"Prediksi kami 400.000 kartu kredit yang bakal ditutup sebagai dampak dari peraturan tersebut. Ini yang sekaligus membuat pertumbuhan kartu baru terkesan lambat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni hanya sekitar 3%-4% per Juni 2015," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (26/8).

Alasan lain, sambung Steve, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan akibat ekonomi nasional yang suam-suam kuku membuat sebagian masyarakat menahan diri. Belum lagi, persoalan tidak meratanya distribusi kartu kredit yang saat ini masih didominasi oleh kota besar, seperti Jakarta.

"Beruntung, secara nilai transaksinya, industri kartu kredit masih membukukan pertumbuhan. Meski tipis. Rata-rata nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp 22 triliun-Rp 23 triliun per bulan. Tahun lalu, rata-rata nilai transaksi ini masih berkisar Rp 20 triliun-Rp 21 triliun," terang dia.

Diharapkan, bank penerbit kartu kredit bisa lebih kreatif dalam mengakuisisi nasabah baru, seperti mencari pasar baru di luar kota Jakarta dan kota-kota besar di Pulau Jawa, termasuk menawarkan promosi menarik untuk menggugah selera nasabah menggesek kartu sebagai alat pembayaran.

"Harapan kami, pertumbuhan penerbitan kartu baru tahun ini mampu menyentuh 5% atau sama dengan tahun lalu. Kami berharap, akuisisi nasabah untuk kartu baru lebih banyak ketimbang kartu-kartu yang ditutup," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×