kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Segera Ajukan KPR Sebelum Bunga Naik, Jangan Sampai Kehilangan Momentum


Kamis, 06 Januari 2022 / 10:23 WIB
Segera Ajukan KPR Sebelum Bunga Naik, Jangan Sampai Kehilangan Momentum
ILUSTRASI. Gunga kredit diperkirakan akan naik mengikuti kenaikan bunga The Fed.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi Anda yang berencana membeli rumah lewat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) jangan sampai kehilangan momentum bunga murah. Pasalnya, bunga kredit diperkirakan akan naik mengikuti kenaikan bunga The Fed yang diperkirakan banyak analis terjadi mulai pertengahan tahun 2022.

Sejumlah bank juga mengaku akan langsung tancap gas di awal tahun ini untuk mengejar target kredit secara tahunan untuk mengantisipasi perlambatan di paruh kedua saat bunga mulai naik. Bunga KPR yang ditawarkan juga masih belum banyak berubah dari posisi kuartal keempat 2021 lalu. 

Bank Mandiri misalnya, masih mempertahankan bunga KPR mulai 3,75% untuk program fixed atau tetap selama 1 tahun, 4,25% fixed tiga tahun, 5,5 fixed lima tahun dan 8,5% fixed 10 tahun. Program ini bakal berlaku sampai Maret 2022. 

Baca Juga: Memilih Apartemen vs Rumah Tapak, Mana yang Lebih Baik?

Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menawarkan bunga bervariasi, mulai dari 2,88% fixed 1 tahun pertama sampai dengan 6,49% fixed lima tahun. Tahun selanjutnya akan dikenakan bunga floating atau mengambang mengikuti bunga pasar. 

Bank CIMB Niaga menawarkan bunga KPR saat ini sekitar 5% untuk fixed tiga tahun, sekitar 6% untuk fixed lima tahun  dan 8,66% fixed 10 tahun. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga menawarkan bunga bervariasi mulai dari fixed tiga tahun hingga 10 tahun dengan mulai 3,4%. 

Heintje Mogi, Mortgage Business and Indirect Auto Group Head CIMB Niaga mengatakan, pihaknya sudah mendorong penyaluran KPR sejak awal tahun ini untuk mengantisipasi perlambatan permintaan KPR saat suku bunga mulai naik. Strateginya dengan mulai melakukan berbagai kegiatan gathering community, asosiasi agen properti, dan komunitas pengembang. 

"Saya rasa kuartal I ini adalah waktu yang tepat membeli rumah agar masih bisa dapat bunga murah, apalagi kalau ada dana berlebih. Untuk segmen primary, insentif PPn juga masih berlanjut selama 6 bulan ke depan meski tak setinggi tahun lalu," kata Heintje pada Kontan.co.id, Rabu (5/1).

Baca Juga: Perbankan Bakal Tuai Berkah dari Berbagai Program Pemerintah di Tahun 2022

Tahun ini, CIMB Niaga menargetkan KPR bisa tumbuh sekitar 10% secara year on year (yoy). Sedangkan tahun lalu, outstanding KPR perseroan tumbuh sekitar 9% ke Rp 39 triliun. Pencairan KPR baru yang diberikan bank ini sepanjang 2021 mencapai Rp 9,65 triliun.

Senada, EVP Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo mengatakan, pihaknya akan langsung tancap gas di awal tahun ini untuk mengantisipasi seandainya terjadi perlambatan permintaan di semester II. "Saya rasa, kuartal I ini adalah waktu yang tepat mengajukan KPR. Apalagi, hampir semua developer juga akan launching proyek baru sejak Desember hingga awal tahun 2022," tuturnya. 

Program bunga promo KPR yang berlaku di akhir tahun lalu masih akan dilanjutkan hingga Maret 2022. Bunga akan kembali ditinjau berikutnya mengikuti perkembangan pasar. 

Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan KPR tumbuh sekitar 7%-8%. Sedangkan tahun 2021, baki debet KPR diperkirakan mencapai 45,5 triliun atau tumbuh sekitar 5%-6%.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Perbankan Mencapai Rp 5.694,9 Triliun di November

BRI juga optimistis prospek KPR tahun ini akan lebih baik karena permintaan properti sudah semakin meningkat. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI melihat perbaikan itu akan ditunjang dengan perpanjangan insentif PPn samapi Juni dan relaksasi LTV yang juga diperpanjang sampai Desember 2022.

"KPR BRI diproyeksikan tumbuh dua digit tahun ini. Sedangkan tahun lalu realisasinya tumbuh sekitar 8%-9%," kata Aestika. Untuk mendorong penyaluran KPR, BRI akan melakukan pameran,  memperbanyak PKS dengan developer potensial dan melakukan sinergi dengan APERSI untuk akselerasi percepatan perjanjian kerjasama dengan developer.

Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi juga memperkirakan hal yang sama. BNI menargetkan KPR perseroan tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dari industri. "Kami melihat potensi pasar di primary market dan millenial masih besar," ujar dia.

Baca Juga: Plafon Tahun 2022 Naik Jadi Rp 373 T, Ini Cara & Persyaratan Ajukan KUR BRI Online

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×