Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Beberapa bank menengah berusaha memacu pembiayaan dari bisnis konsumer. Hal ini seiring dengan permintaan kredit yang belum terlalu kencang.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017 menunjukkan, pertumbuhan kredit kelompok BUKU III, bermodal inti antara Rp 5 triliun-Rp 30 triliun, turun 7,05% secara tahunan menjadi Rp 1.372 triliun. Sedangkan BUKU II tumbuh 6,3% menjadi Rp 557 triliun.
Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata mengatakan, pertumbuhan bisnis konsumer memang masih menjanjikan pada tahun ini. Bisnis konsumer akan menjadi fokus utama pertumbuhan kredit Bank Permata tahun ini, ujar Bianto kepada KONTAN, Senin (22/5).
Beberapa bisnis konsumer akan menjadi incaran Bank Permata, diantaranya kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kartu kredit. Untuk KKB, Bank Permata akan menggandeng Astra Sedaya Finance (ACC) serta Federal International Finance (FIF).
Sejumlah strategi telah disiapkan Bianto. Misalnya, inovasi produk baru, pemasaran digital, meningkatkan waktu layanan, menggandeng mitra strategis, dan melaksanakan upaya cross selling.
Investasi teknologi
Senada, Bank Pan Indonesia (Panin) beserta anak usahanya, Bank Panin Dubai Syariah, juga akan meningkatkan kredit segmen konsumer dan ritel. Keduanya mengincar bisnis KPR untuk mendukung langkah tersebut.
Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo bilang, segmen kredit konsumer dan komersial menjadi primadona penyaluran kredit. Bank berkode saham PNBN ini membidik pertumbuhan kredit 6%-8% di tahun 2017. "Kami berharap pertumbuhan kredit konsumer lebih baik," ujar Herwid.
Bank Panin membidik pertumbuhan moderat pada kredit konsumer, ditopang penyaluran kredit properti dan perumahan. Saat ini, porsi kredit konsumer sekitar 26%, dari total kredit Bank Panin yang berjumlah Rp 119,72 triliun di kuartal I-2017.
Direktur Utama Panin Dubai Syariah yang baru terpilih, Doddy Permadi bilang, pihaknya menginvestasikan teknologi untuk mendorong pembiayaan ritel. "Kami akan perbesar porsi pembiayaan ritel sampai 60%-70% di 2018," ucapnya. Bank ini bidik pembiayaan tahun ini naik 33% .
Rusli Lim, Wakil Direktur Utama Bank Victoria juga berniat menggenjot kredit konsumer, khususnya KPR. "Strateginya adalah meningkatkan pembiayaan untuk pengembang yang sudah bekerjasama dengan kami," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News