kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah bank ini akan menggelar aksi korporasi tahun depan


Rabu, 17 Oktober 2018 / 14:21 WIB
Sejumlah bank ini akan menggelar aksi korporasi tahun depan
ILUSTRASI. Paparan kinerja Bank Bukopin


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah mempersiapkan rencana pengembangan bisnis dan ekspansi pada tahun depan.

Salah satunya dengan mempersiapkan kajian aksi korporasi yang bakal dilakukan pada tahun depan.

PT Bank Bukopin Tbk misalnya yang menyatakan tahun depan berencana untuk mencari pendanaan serta penguatan modal.

Direktur Keuangan Bukopin Rachmat Kaimuddin menyebut, setidaknya tahun depan bank bersandi BBKP ini akan mencari dana sebesar Rp 1,5 triliun di pasar modal.

Beragam instrumen investasi masuk dalam opsi pendanaan Bukopin. Yang paling memungkinkan dilakukan tahun depan antara lain dengan melakukan penerbitan obligasi subordinasi alias subdebt pada tahun depan.

Hal ini juga berkaitan dengan refinancing subdebt Bukopin sebesar Rp 1,5 triliun yang jatuh tempo pada Maret 2019. Namun, khusus untuk subdebt, Rachmat menyebut pihaknya masih melakukan pengkajian terkait besaran kebutuhan dana Bukopin.

Nah, lantaran kondisi pasar saat ini masih cenderung naik turun alias volatile, kemungkinan besar penguatan modal Bukopin bakal dilakukan secara kombinasi.

Setidaknya, Bukopin memastikan pada kuartal I-2018 akan ada satu aksi korporasi yang dilangsungkan.

"Secara umum kan ada subdebt yang jatuh tempo pada Maret 2019. Bentuk refinancing bisa sebagian dari sekuritisasi, obligasi atau subdebt," katanya di Jakarta, Selasa (16/10) malam.

Berkat tambahan dana tersebut, rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) Bukopin meningkat dari 12,51% per September 2017 menjadi 13,51% pada September 2018 lalu.

Sebelumnya, Bukopin juga berencana untuk mendivestasi saham anak usahanya yakni PT Bank Syariah Bukopin sebanyak 40% tahun ini.

Namun, rencana tersebut terpaksa mundur lantaran kondisi pasar yang belum menarik, ditambah masuknya pemegang saham baru.

"Mengenai divestasi BSB kami lagi analisa juga, karena kan ada pemegang saham baru," tambahnya.

Sebagai informasi saja, pada tahun 2018 ini Bukopin sudah melakukan langkah penguatan modal. Antara lain lewat Penawaran Umum Terbatas IV (rights issue) yang dilakukan pada akhir Juli 2018.

Dari aksi korporasi ini, Bukopin mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,46 triliun lewat investor asal Korea Selatan yakni KB Kookmin Bank.

Sementara itu, Bukopin juga telah menjalin kerjasama pembiayaan KPR dari PT Sarana Multigriya Finance (SMF) sebanyak dua kali.

Pada tahap pertama, Bukopin memperoleh pembiayaan dari SMF senilai Rp 50 miliar dan tahap kedua sebesar Rp 450 miliar. Dana tersebut akan dipakai untuk mendorong produk kredit pemilikan rumah (KPR) Bukopin.

Selain Bukopin, PT Bank OCBC NISP Tbk juga berniat untuk melakukan aksi korporasi di tahun depan.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyebut setidaknya ada kemungkinan pencarian dana sebesar Rp 7 triliun pada tahun depan. Dana tersebut antara lain akan dipakai untuk memperkuat struktur permodalan dan ekspansi OCBC NISP.

Parwati juga menyebut, OCBC NISP masih tertarik untuk menerbitkan surat utang berwawasan lingkungan (green bond) kembali di tahun depan. Sebelumnya, OCBC NISP memang berencana untuk merilis green bond senilai Rp 2 triliun di bulan Oktober 2018 ini.

"Tahun ini dan tahun depan selain green bond tentunya obligasi yang masih dimungkinkan hingga Rp 7 triliun lagi. Kami pun akan lebih mempelajari lagi alternatif dana dari pasar modal ataupun pasar uang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/10).

Parwati juga menilai, aksi korporasi yang akan dilakukan tahun depan bakal menggunakan beragam instrumen investasi.

Sebelumnya, OCBC NISP juga sudah menerbitkan obligasi berkelanjutan III tahap I sebesar Rp 1 triliun pada awal kuartal III 2018 lalu.

Selain dua bank tersebut, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) juga mengincari tambahan modal sebesar Rp 2,9 triliun tahun depan.

Dalam pemberitaan Kontan.co.id, pendanaan tersebut terdiri dari rencana rights issue sebesar Rp 600 miliar pada Semester II-2019. Selain itu, ada pula rencana divestasi saham Pemerintah Provinsi Banten di Bank BJB sebanyak 5,3% dengan target sekitar Rp 1 triliun.

Tak hanya itu, tahun depan Pemerintah Provinsi Banten juga bakal menyuntik dana segar ke Bank Banten maksimal sebesar Rp 265 miliar.

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa menyebutkan pihaknya masih terus melakukan pengkajian. Sejauh ini seluruhnya masih berjalan sesuai prosedur dan proses yang telah direncanakan.

"Semua dalam proses. Masih dikaji semuanya," jelas Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×