kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bank swasta telah memasang target untuk tahun 2020


Kamis, 28 November 2019 / 18:44 WIB
Sejumlah bank swasta telah memasang target untuk tahun 2020


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank swasta telah memasang target untuk tahun 2020.

Presiden Direktur Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan, perusahaan juga memproyeksikan rasio keuangan pada 2020. Untuk CAR tahun 2020 di proyeksikan akan berada di angka 24,60% dari bulan September 2019 di angka 24,42%.

Baca Juga: Investasi Hyundai Motor akan serap sebanyak 3.500 tenaga kerja

NPL Gross diproyeksikan di angka 1,58% pada tahun 2020 dari NPL Gross September 2019 sebesar 1,37%. Sementara itu ROA perusahaan di proyeksikan pada 2020 di angka 2,77% dari September 2019 yang berada di angka 2,75%. Sedangkan ROE di proyeksikan pada 2020 di angka 13,96% dari September 2019 di angka 13,97%.

"Pertumbuhan aset mencapai Rp 100 triliun. Mengenai DPK, diperkirakan akan tumbuh menjadi Rp 75,5 triliun pada  tahun 2020. Sementara kredit mencapai Rp 66,3 triliun pada 2020,"kata Kostaman Thayib dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR-RI di Jakarta, Kamis (28/11).

BOPO diproyeksikan pada tahun 2020 berada di angka 74,85% dari September 2019 di angka 74,79%. Untuk NIM, perusahaan menargetkan berada di angka 5,05% pada tahun 2020 dari September 2019 yang berada di angka 5,17%. Sementara LDR diproyeksikan di angka 72,75% pada 2020 dari September 2019 di angka 71%.

Baca Juga: Jokowi pastikan Hyundai bangun pabrik di Cikarang pada Januari tahun depan

Menurut Kostaman Thayib, tantangan yang akan dihadapi perusahaan adalah ketatnya likuiditas. Selain bersaing dengan bank lain tentunya akan bersaing juga dengan non bank, obligasi (dengan yield lebih tinggi dan pajak lebih rendah).

Tantangan terhadap keadaan dunia usaha yang belum membaik mengakibatkan permintaan kredit menurun serta potensi kenaikan NPL yang tinggi.

Selain itu, fokus segmen kredit setiap bank berbeda sesuai dengan kemampuan, kekuatan, serta infrastruktur masing-masing bank. NIM Perbankan semakin mengecil, adanya peningkatan fee based income.

"Strategi bisnis Bank Mega tahun 2020. Untuk credit card, perusahaan akan kerja sama dengan perusahaan di bawah naungan CT Corp dan perusahaan lainnya (termasuk e-commerce) untuk meningkatkan penggunaan kartu kredit. perusahaan juga akan lakukan digital onboarding untuk meningkatkan akuisisi kartu kredit,"jelas Kostaman Thayib.

Untuk transformasi digital, perusahaan akan memanfaatkan teknologi digital untuk menyederhanakan bisnis proses dan otomasi guna meningkatkan customer experience dan loyalty melalui sinergi dengan ekosistem CT Corp.

Baca Juga: Awas! Penipuan iklan kacamata Ray Ban di Instagram menjalar ke Indonesia

Untuk sektor kredit, perusahaan fokus dalam pengembangan bisnis di segmen korporasi (khususnya infrastruktur ) dan pembiayaan kepada multifinance (kredit konsumer dan UMKM) serta pengembangan bisnis kredit retail di cabang-cabang.

Sementara untuk funding, perusahaan fokus dalam penurunan COF. Dan juga meningkatkan komposisi CASA (khususnya tabungan) melalui kerja sama promosi dengan perusahaan di bawah naungan CT Corp.

Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank Herwin Bustaman mengatakan, prospek ekonomi Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4% dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1%-5,5% pada tahun 2020.

Baca Juga: Pemerintah berkomitmen untuk segera menyelesaikan GSP Country Practice Review

Sementara prospek inflasi diperkirakan tetap rendah dan stabil yang diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5+-1% pada 2019 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0%+-1%.

"Fokus 2020 tetap memperkuat aspek keuangan dari segi pendapatan, pembiayaan, dan juga kerugian. Kita juga melakukan sinergi dengan pemegang saham perusahaan yakni Astra International  dan juga Standard Chartered," kata Herwin Bustaman dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR-RI di Jakarta, Kamis (28/11).

Selain itu, memperkuat kunci bisnis seperti pemberian kredit, organisasi, digital banking, improving customer experience. "Kredit diproyeksikan akan tumbuh sebesar 11%, DPK di kisaran tumbuh 8%-10%,"jelas Herwin Bustaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×