kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Sejumlah Bank Syariah Bidik Pertumbuhan Pembiayaan Dua Digit pada Tahun 2025


Jumat, 07 Maret 2025 / 18:03 WIB
Sejumlah Bank Syariah Bidik Pertumbuhan Pembiayaan Dua Digit pada Tahun 2025
ILUSTRASI. Perbankan Syariah: Suasana di Banking Ha; Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Senin (25/11/2024). Bank-bank syariah tanah air optimistis mendorong kinerja pembiayaan di tahun 2025 dengan menargetkan pertumbuhan dua digit.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank-bank syariah tanah air optimistis mendorong kinerja pembiayaan di tahun 2025 dengan menargetkan pertumbuhan dua digit. 

PT Bank BCA Syariah misalnya, enitas anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan di kisaran 13% sampai 15% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun 2025. 

Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum menyampaikan, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut pihaknya akan fokus pada pembiayaan segala segmen, termasuk pembiayaan konsumer, komersial dan Small and Medium Enterprise (SME).  

Baca Juga: Bank Syariah Optimistis Penurunan Biaya Haji Mengerek Pendaftar dan Tabungan Haji

"Jadi kalau bisa dibilang dengan kondisi seperti sekarang ini, itu semuanya akan kami lakukan secara balance. Jadi tiga-tiganya itu memiliki fungsi yang berbeda dan semuanya memang harus diwujudkan pencapaian targetnya 13%-15% overall pembiayaan," ungkap Yuli kepada Kontan belum lama ini. 

Adapun jika melihat realisasi kinerja pembiayaan BCA Syariah sepanjang tahun 2024, tercatat berhasil tumbuh sebesar 18,9% yoy mencapai Rp 10,7 triliun.

Secara komposisi, pembiayaan BCA Syariah ditopang oleh pembiayaan komersial yang mencapai Rp 7,4 triliun dengan pertumbuhan sebesar 17% yoy.

Jika dilihat secara pertumbuhan, pembiayaan konsumer meliputi KPR iB, KKB iB dan Emas iB, tumbuh paling tinggi mencapai 74,7% dibandingkan pertumbuhan segmen pembiayaan lainnya. 

Di antara produk konsumer BCA Syariah, pembiayaan Emas iB tumbuh paling tinggi sebesar 198,6% yoy mencapai Rp153 miliar dan diikuti oleh pembiayaan KPR iB yang tumbuh 73,4% yoy mencapai Rp1,2 triliun. 

Baca Juga: Performa Bank Syariah Tangguh

Sementara itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga menargetkan pembiayaan  dapat tumbuh di angka dua digit pada pada tahun 2025. Corporate Secretary BSI, Wisnu Sunandar menyampaikan optimisme ini terutama akan didorong ke segmen-segmen retail dan resilience jangka panjang. 

"Pembiayaan berbasis emas, griya, UMKM, KUR, juga menengah dan korporasi. Selain itu, fokus pada pembiayaan yang menitikberatkan pada bisnis konsumer dan retail, Yakni bisnis emas baik cicil emas maupun gadai emas dan mengembangkan bank emas yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Februari lalu," terang Wisnu kepada Kontan, Jumat (7/3). 

Bank emas menjadi new game changer baru BSI untuk perluasan potensi bisnis yang solid dan tumbuh berkualitas. Selain itu, BSI juga akan terus menggali potensi peningkatan kolaborasi bisnis melalui halal ecosystem yang bisa digarap dari hulu hingga hilir. Baik di segmen retail, konsumer, wholesale maupun korporasi. 

Wisnu menyampaikan, untuk melengkapi strategi perseroan, saat ini BSI terus mengembangkan layanan e-channel digital yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat melalui BSI Call 14040, Layanan 1.130 kantor cabang BSI seluruh Indonesia, superapps BYOND by BSI, BSI Net, BSI ATM, BSI QRIS dan layanan laku pandai BSI Agen yang mencapai lebih dari 110 ribu agen di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: Piutang Pembiayaan Syariah Multifinance Tumbuh Dobel Digit per November 2024

Asal tahu saja, BSI menutup 2024 dengan capaian di atas rata-rata Industri. Hingga Desember 2024, pembiayaan BSI Rp278,50 triliun tumbuh 15,88% yoy, ini sekaligus menjadikan BSI menempati posisi kedua pertumbuhan pembiayaan tertinggi di antara Bank Umum Nasional lainnya. Adapun segmen yang mendominasi yakni pembiayaan bisnis emas tumbuh 78,18%. Terdiri dari cicil emas dan gadai emas. 

Tantangan BSI tahun disebut Wisnu masih terkait literasi keuangan syariah yang harapannya akan terus naik sehingga market share perbankan syariah akan meningkat. 

"Untuk itu, kami terus menggarap program literasi di seluruh regional BSI baik dalam literasi layanan digital, edukasi ke komunitas dan ekosistem syariah serta peningkatan inklusi melalui PHR (Product Holding Ratio) bagi nasabah eksisting BSI saat ini," ungkapnya. 

Adapun PT Bank Mega Syariah juga menargetkan pertumbuhan pembiayaan yang positif di tahun 2025. 

Corporate Secretary Bank Mega Syariah, Hanie Dewita menyampaikan, manajemen menargetkan pertumbuhan positif pada tahun 2025 dengan memperkuat strategi B2B2C. 

Baca Juga: Cakep! Laba Bank OCBC NISP Tumbuh Dua Digit Jadi Rp 4,8 Triliun

"Dengan pendekatan ini, Bank tidak hanya memberikan pembiayaan terhadap perusahaan, tetapi juga memperluas peluang untuk menawarkan produk ke pegawai dan ekosistem retail yang terdapat pada perusahaan tersebut," ungkap Hanie kepada Kontan. 

Tahun 2024 lalu Bank Mega Syariah mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan pembiayaan 10,45% yoy. Segmen komersial menjadi penopang pertumbuhan Bank Mega Syariah.

Dari sisi portofolio, pembiayaan komersial menyumbang lebih dari 50% dari total pembiayaan. Kemudian Joint Financing menyumbang sekitar 30% dan konsumer sekitar 5%. 

Kemudian, adanya pengembangan produk baru yaitu syariah card dan juga perluasan penetrasi pasar pada segmen konsumer turut mendongkrak pertumbuhan Bank Mega Syariah.

Baca Juga: Kredit Korporasi Bank KBMI 4 Tumbuh Double Digit, Siapa Jawaranya?

Volume pembiayaan konsumer naik sebesar 29,06% pada 2025. Sementara, total pembiayaan yang disalurkan melalui Syariah Card meningkat lebih dari 385% YoY.  

Di sisi lain, Bank Mega Syariah menilai kebijakan “America First” Donald Trump diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS, yang berpotensi menguatkan nilai mata uang dolar terhadap rupiah.

Dampak dari penguatan dolar ini akan mempengaruhi suku bunga perbankan nasional yang cenderung tinggi. Akibatnya, persaingan antar bank dalam hal pricing suku bunga akan semakin ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×