Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) menyebut pihaknya masih akan terus mendorong segmen keluarga prasejahtera sebagai poros utama pertumbuhan bisnis perusahaan.
Direktur Utama BPTS Ratih Rachmawaty menjelaskan, berdasarkan segmennya, pembiayaan perusahaan masuk ke dalam kategori ultra mikro dengan pinjaman mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 50 juta.
Baca Juga: Tersandung kasus Jiwasraya, begini nasib utang jangka pendek MYRX ke perbankan
Segmen tersebut menurutnya telah dijajaki perusahaan sejak tahun 2009, kala itu BTPS masih berbentuk unit usaha syariah (UUS) yang tergabung dalam induk yakni PT Bank BTPN Tbk.
"Kami spin off di tahun 2014 dan sampai sekarang masih fokus menyalurkan pembiayaan ke segmen keluarga prasejahtera," terangnya saat ditemui di Menara Kompas, Jumat (17/1).
Dalam sepuluh tahun terakhir, menurut Ratih pihaknya telah memiliki 5,2 juta debitur yang tersebar dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) atau di 22 provinsi Indonesia. Dari angka tersebut, jumlah debitur yang masih aktif tercatat sebanyak 3,5 juta.
Kendati punya segmen pembiayaan yang memiliki risiko tinggi, BTPS tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan risiko sekaligus efisien, BTPS mengguna skema penyaluran kredit secara kelompok. Menurut penuturan Ratih, dari 5,2 juta debitur tersebut 99% merupakan perempuan.
Baca Juga: Kejar target, Bank Mandiri perkuat KUR di destinasi wisata prioritas
Bukan tanpa alasan, perseroan fokus menyalurkan pembiayaan ke debitur perempuan. Menurut analisa perusahaan, debitur perempuan khususnya ibu rumah tangga punya tanggung jawab dan kemampuan mengelola keuangan yang lebih prima.
Nah, cara pemberian kredit pun dilakukan berdasarkan tim yang terdiri dari 5-6 orang. Seluruh tim dipimpin oleh satu karyawan perusahaan yang disebut Community Officer yang bertugas untuk mengarahkan dan mengakomodasi kebutuhan para debitur.