kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor produktif masih jadi biang kredit macet BPD


Rabu, 06 Juni 2018 / 12:35 WIB
Sektor produktif masih jadi biang kredit macet BPD
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Kantor Pusat Bank Banten


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPD) mulai aktif melakukan bersih-bersih kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL). Hal ini tercermin dari semakin membaiknya rasio NPL, paling tidak sampai Maret 2018.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) mencatat, per Maret 2018 total NPL bank daerah sebesar 3,3%. Jauh lebih baik dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,7%.

Bila dirinci, mayoritas NPL tersebut berasal dari sektor produktif alias mencapai 77,41% dari total kredit bermasalah BPD.

Adapun, rasio kredit NPL di kredit sektor produktif tercatat masih tinggi yaitu di level 8,88% per Maret 2018. Namun, bila dibandingkan dari posisi akhir Maret 2017 yang sempat menyentuh 10,68%, rasio NPL produktif tersebut sudah jauh membaik.

Sejumlah BPD pun telah mengkalibrasi ulang penyaluran kredit ke sektor produktif guna menanggulangi NPL di sektor tersebut. Salah satunya PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) yang telah menyusun segelintir staregi untuk memperbaiki NPL.

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa menyebut kini pihaknya sudah menerap strategi penyelesaian kredit bermasalah antara lain melakukan penagihan harian kredit serta melaksanakan penyelesaian kredit melalui penjualan agunan baik dengan cara sukarela ataupun lelang eksekusi hak tanggungan.

"Kami juga bekerjasama dengan kantor kuasa hukum rekanan untuk melakukan somasi ataupun langkah litigasi lainnya yang dianggap perlu dalam rangka penyelesaian kredit bermasalah," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/6).

Di samping itu, bank berkode emiten BEKS ini juga tengah melakukan upaya penyelamatan kredit bermasalah melalui restrukturisasi. Fahmi melanjutkan, perseroan kini juga dalam proses pengembangan aplikasi untuk menunjang kegiatan penagihan maupun penyelesaian kredit di lapangan sebagai alat monitoring.

Termasuk di dalamnya pengembangan website khusus untuk lelang agunan. "Mayoritas NPL Bank Banten itu (NPL) lama, kami menggunakan sitem TI (teknologi informasi) dalam penagihan ke debitur," imbuhnya.

Lewat langkah ini, Fahmi optimis NPL gross dapat ditekan hingga 4% pada akhir tahun. Sementara NPL net dipatok 3,41% di penghujung tahun 2018.

Target tersebut cukup optimis lantaran per akhir tahun 2017 Bank Banten mencatat NPL tinggi sebesar 5,37% gross dan 4,67% secara net. Adapun, sampai dengan akhir April 2018 Bank Banten mencatat NPL gross perseroan berada di posisi 5,84% dan NPL net 4,78%.

Kendati masih tinggi, pihaknya membidik target NPL di kuartal II 2018 sebesar 4,39% gross. Sementara untuk net di kisaran 3,77%. "NPL gross per April 2018 sebesar 5,84%. Penyumbang terbesar masih dari sektor produktif khususnya (segmen) UMKM," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×